news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Hemat Canvas, Fery Suharmono Pilih Melukis di Sarung Selama Pandemi

Konten Media Partner
20 Oktober 2020 13:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fery Suharmono pilih melukis di sarung selama pandemi demi menghemat canvas. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Fery Suharmono pilih melukis di sarung selama pandemi demi menghemat canvas. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 berdampak dengan tutupnya sejumlah galeri di Surabaya. Tak pelak pelukis pun harus kehilangan ruang untuk mengais rejeki. Fery Suharmono, salah seorang pelukis di Surabaya harus memutar otak agar tetap bertahan di tengah hantaman pandemi. Pelukis ini pun memilih sarung bekas sebagai media lukisnya.
ADVERTISEMENT
"Sudah sejak tiga bulan lalu saya pakai sarung bekas sebagai media lukis. Kita kan harus bisa bertahan saat pandemi seperti sekarang," ujar Fery kepada Basra, Selasa (20/10).
Tak adanya pemasukan selama pandemi memaksa Fery mencari media alternatif kanvas untuk melukis. Dari sinilah muncul ide memakai sarung bekas sebagai media melukis.
Sarung bekas tersebut didapatkan Fery dari tetangga maupun sanak keluarga. Selain dapat mengirit pengeluaran karena tak perlu belanja canvas, apa yang dilakukan Fery ini juga bagian dari pengurangan limbah kain.
"Kain kan sulit terurai, nah daripada dibuang kan masih bisa dibuat sebagai media lukis," imbuh Fery.
Untuk melukis dengan media sarung, kata Fery, juga tidak terlalu sulit. Satu lembar kain sarung bekas dapat dipotong menjadi 2 atau 3 bagian. Kain sarung yang telah dipotong tersebut kemudian dibentangkan di atas bingkai kayu berbentuk persegi dengan ukuran 50cm x 50cm.
ADVERTISEMENT
Kain sarung yang telah dibentangkan di atas bingkai kayu tersebut lantas siap untuk dilukis dengan cat. Untuk lukisan yang ditorehkan di atas kain sarung tersebut, Fery memilih lukisan abstrak.
Lukisan abstrak merupakan aliran seni yang bentuk penyampaiannya tidak secara langsung, juga dikatakan salah satu jenis kesenian kotemporer yang tidak menggambarkan objek dalam bentuk asli, tetapi menggunakan warna dan bentuk dalam non-representasional.
Untuk lukisan sarung berukuran 50cm x 50cm, Fery dapat menyelesaikannya dalam waktu 2 hari. Dalam seminggu Fery mampu menghasilkan 3 hingga 4 lukisan sarung berukuran 50cm x 50cm.
Untuk harga jual lukisan dengan media sarung, Fery mematok harga mulai Rp 500 ribu hingga satu juta rupiah.
"Untuk lukisan ukuran kecil, seperti 50cm x 50cm saya jual mulai 500 ribu sampai satu juta," tukas Fery.
ADVERTISEMENT
Fery menyadari jika pandemi COVID-19 tak bisa diprediksi kapan akan berakhir. Untuk itu dia selalu memotivasi dirinya agar tak patah semangat dan tetap berkarya.
"Apapun yang terjadi kita harus tetap berkarya, agar dapur juga tetap ngebul," ujarnya terkekeh.