Hermawan Kartajaya Tanda Tangani MoU Jadi Kadaver FK Unair

Penandatanganan Nota Kesepahaman Hermawan Kartajaya menjadi kadaver FK Unair. Foto: Masruroh/Basra

Begawan Marketing Indonesia Hermawan Kartajaya telah memantapkan hati untuk menjadi kadaver bagi Fakultas Kedokteran (FK) Unair. Untuk mewujudkan keinginannya tersebut, Hermawan lantas menandatangani Nota Kesepahaman dengan FK Unair pada Jumat (18/11).

Ada hal menarik saat Hermawan mendatangi kampus FK Unair. Pria kelahiran Surabaya 18 November 1947 itu terlihat mengenakan jubah panjang berwarna dominasi ungu.

"Ini jubah khusus yang dirancang desainer favorit saya, Samuel Wattimena. Jubah yang dikombinasi dengan busana dari lima kain Nusantara," ujarnya saat ditemui usai penandatanganan Nota Kesepahaman dengan tajuk Day of Giving: Timeless Sharing As Timeless Teacher, Jumat (18/11) sore di FK Unair.

Kelima kain tersebut di antaranya ada songket Bali hingga batik Jogja. Untuk motifnya, lanjut Hermawan, berupa elips yang disusun diagonal dengan adanya titik pusat atau pancer.

"Ini bermakna sebagai proses terjadinya kehidupan, sedulur papat limo pancer," tukasnya.

Dalam filosofi tersebut, kata Hermawan, setiap orang dipercaya lahir didampingi unsur-unsur yang sudah ada sejak dalam kandungan.

Semua unsur ini, konon saling mempengaruhi dalam diri manusia dan menjadikannya satu kesatuan. Dalam Primbon Jawa, Sedulur Papat Limo Pancer dipercaya sebagai kakang sawah, adi ari-ari, getih, puser, dan pancer atau wadah yang merupakan pusat kehidupan manusia di dunia.

Hermawan juga telah berpesan ke keluarganya, busana istimewa tersebut akan dikenakan waktu dia meninggal nanti. Bahkan saat dia jadi kadaver FK Unair nantinya.

“Kalau tidak ribet malah saya ingin saat jadi kadaver FK Unair juga bisa mengenakan busana ini," tandasnya.