HUST, Alat Pendeteksi Illegal Fishing dan Bencana Laut

Konten Media Partner
6 Oktober 2020 15:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Edo Danilyan, salah satu anggota tim menunjukkan prototype HUST.
zoom-in-whitePerbesar
Edo Danilyan, salah satu anggota tim menunjukkan prototype HUST.
ADVERTISEMENT
Banyaknya kasus illegal fishing yang terjadi di perairan Indonesia membuat Indonesia mengalami kerugian di bidang ekonomi.
ADVERTISEMENT
Jika hal itu terus dibiarkan, maka dapat menyebabkan biomassa ikan di perairan Indonesia juga cepat menurun.
Guna mengatasi hal tersebut, lima mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuat gagasan inovasi teknologi sensor bawah laut yang diaplikasikan pada perairan perbatasan Indonesia.
Inovasi yang diberi nama Humanless Underwater Sensors Technology (HUST) ini merupakan karya Wildan Muhammad Mursyid, Ghifari Hanif Mustofa, Ahmad Fahmi Prakoso, Edo Danilyan, dan Aldiansyah Wahfiudin.
Wildan Muhammad ketua tim mengatakan HUST berfungsi untuk mendeteksi masuknya kapal tanpa izin resmi ke perairan Indonesia atau kapal yang dicurigai melakukan illegal fishing.
Selain itu, HUST juga dapat digunakan untuk mendeteksi bencana laut seperti gempa laut dan tsunami.
Sehingga HUST diharapkan dapat menjadi sarana dalam peletakan sensor deteksi (seismic network) di wilayah perairan, serta dapat meningkatkan akurasi sistem deteksi yang sudah ada.
ADVERTISEMENT
"Karena saat ini Indonesia belum memiliki pengembangan teknologi sensor dan pendeteksi gempa di bawah laut. Indonesia hanya memiliki sensor deteksi (seismic network) yang hanya diletakkan di daerah daratan," kata Wildan, Selasa (6/10).
Terkait cara kerja alat tersebut, Wilda menjelaskan HUST bekerja menggunakan beberapa mekanisme sensor. Di antaranya adalah sensor gempa untuk mendeteksi getaran dasar laut, sensor logam untuk mendeteksi kapal yang mendekat, dan sensor ID untuk mendeteksi Transmitter ID yang sudah memiliki izin penangkapan ikan di wilayah perbatasan.
Tak hanya itu, dalam penggunaannya mahasiswa angkatan 2017 ini menambahkan bahwa HUST dapat mendeteksi empat kondisi. Diantaranya kondisi normal, terdeteksi getaran, terdeteksi kapal berizin, dan terdeteksi kapal ilegal.
"Data yang diperoleh oleh HUST ini akan dikirimkan ke posko pemantauan melalui transmitter signal. Selanjutnya, data tersebut diolah dan divalidasi menggunakan citra satelit pada daerah koordinat deteksi," jelas mahasiswa Teknik Material ini.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, posko akan menindaklanjuti data yang tervalidasi oleh deteksi getaran dan deteksi kapal ilegal. Posko tersebut mengirimkan personel untuk menindak tegas kapal yang memasuki perairan Indonesia tanpa izin resmi.
"Selain itu, posko juga mengirimkan pemberitahuan kepada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) agar segera dianalisa kemungkinan timbulnya tsunami saat tervalidasi deteksi getaran," ucapnya.
Dengan adanya inovasi itu, Wildan dan tim berharap karya yang mereka hasilkan dapat menjadi rekomendasi teknologi untuk pemerintah dalam menanggulangi permasalahan illegal fishing.
"Kami juga berharap inovasi ini dapat meningkatkan sistem pendeteksi bencana di Indonesia, dan bisa segera terealisasikan, " pungkasnya.
Berkat inovasinya tersebut, Wildan dan tim berhasil mendapatkan gold medal dalam kompetisi internasional World Invention and Competition Exhibition (WICE) 2020, serta meraih special award dari Malaysia Innovation, Invention, & Creativity Association (MIICA).
ADVERTISEMENT