Ingin Jantung dan Tekanan Darah Aman Saat Lebaran, Ini Caranya

Konten Media Partner
22 April 2022 11:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kesehatan jantung. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kesehatan jantung. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Hari Raya Idul Fitri tinggal menghitung hari. Hari Raya identik dengan hidangan lezat penggugah selera mulai dari yang manis, gurih, atau pedas. Dorongan untuk melahap semua hidangan tak terlepas untuk menghadiahi diri sendiri setelah satu bulan berpuasa. Padahal ini dapat membahayakan kesehatan tubuh.
ADVERTISEMENT
Tak bisa dipungkiri makanan yang disajikan pada Hari Raya biasanya bersifat tinggi kalori, tinggi kolesterol dan mengandung garam, gula, dan lemak yang juga tinggi. Alih-alih nikmat yang didapat, pola makan ‘balas dendam’ di Hari Raya sering kali menimbulkan ancaman penyakit seperti kolesterol, hipertensi, dan diabetes. Perlu diwaspadai juga, hal ini tidak hanya berdampak pada usia lanjut, tetapi juga kalangan muda di usia produktif.
Dokter Spesialis Gizi Klinik Dr. Juwalita Surapsari mengungkapkan, diabetes, hipertensi, dan gangguan pencernaan, merupakan masalah kesehatan yang paling banyak dikeluhkan pasca Lebaran.
Dokter Spesialis Gizi Klinik Dr. Juwalita Surapsari.
"Sebuah penelitian mengungkapkan terjadi kenaikan asupan energi total pada 1 Minggu, 2 Minggu, dan 3 Minggu setelah Hari Raya dibandingkan dengan akhir puasa Ramadan. Peningkatan ini terutama berasal dari asupan lemak," jelas Juwalita dalam webinar yang digelar Omron, Jumat (22/4).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Juwalita menuturkan, peningkatan gula darah dan tekanan darah bisa terjadi pada orang yang sudah ada riwayat diabetes mellitus atau hipertensi.
Sementara itu Tomoaki Watanabe, Direktur Omron Healthcare Indonesia menjelaskan, makanan berkolesterol tinggi yang banyak dijumpai saat Hari Raya berisiko menyebabkan penumpukan plak pada pembuluh darah, sehingga pembuluh darah mengeras, kaku, dan menyempit. Hal ini dapat mengganggu aliran darah, jantung dipaksa untuk bekerja lebih keras agar dapat mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
“Dampaknya adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Ini akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan penyakit yang terkait,” ujarnya.
“Karena itu kami menyarankan untuk rutin memeriksa tekanan darah secara mandiri, khususnya pada saat Hari Raya ketika kesulitan untuk mengendalikan keinginan untuk menikmati makanan yang mengandung garam, gula, dan lemak yang tinggi," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Hipertensi, lanjutnya, kerap menjadi alasan utama kunjungan ke fasilitas kesehatan pasca-Lebaran. Hipertensi merupakan ancaman serius bagi kesehatan yang dapat membahayakan organ vital seperti jantung, otak, dan ginjal.
Di seluruh dunia, menurut WHO, prevalensi hipertensi diperkirakan mencapai 1,28 miliar untuk rentang usia 30 sampai 79 tahun.
Sementara di Indonesia, prevalensi hipertensi untuk perempuan usia 30-79 tahun meningkat 12 persen dari 32,4 persen pada 1990 menjadi 44,5 persen pada 2019. Demikian juga laki-laki pada kelompok usia sama juga meningkat dari 28,7 persen ke 35,9 persen. Studi Non-Communicable Disease Risk Factor Collaboration (NCD-RisC) yang diterbitkan di jurnal The Lancet pada Agustus 2021 ini menganalisa data dari 1.200 studi nasional di seluruh dunia untuk menemukan perubahan dalam prevalensi hipertensi pada kurun waktu 1990-2019 itu.
ADVERTISEMENT
Menurut Juwalita, menjaga asupan makanan di Hari Raya sangat dianjurkan agar terhindar dari berbagai penyakit berbahaya, termasuk hipertensi. Ia lantas memberikan beberapa tips agar kesehatan tetap terjaga saat Hari Raya.
1. Hindari makanan berkolesterol tinggi
Jika tidak bisa dihindari, maka kurangi makanan berkolesterol tinggi dengan memakan hanya satu saja hidangan jenis ini. Misalnya hanya makan opor ayam di hari pertama Lebaran, tanpa semur daging, dan rendang di satu hari yang sama.
2. Makan dengan piring kecil
Piring kecil tentunya memuat lebih sedikit makanan dibanding piring besar, sehingga porsi makanan yang kita makan tidak terlalu banyak. Piring kecil juga menimbulkan ilusi bahwa kita sudah memakan satu piring penuh, sehingga mencegah kita untuk makan secara berlebihan.
ADVERTISEMENT
3. Hindari atau kurangi makanan manis berkalori tinggi seperti aneka kue yang mengandung banyak gula, tepung dan mentega.
4. Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung serat larut seperti wortel, ubi, alpukat, brokoli, lobak, apel, dan kacang merah.
“Selain itu tak lupa berolahragalah secara teratur. Lakukan minimal 30 menit sehari, tiga sampai lima kali seminggu. Serta hentikan juga kebiasaan merokok dan monitor tekanan darah Anda secara teratur,” tukas Juwalita.