Jalan-jalan Virtual ke Candi Tikus Pakai Augmented Reality

Konten Media Partner
12 Oktober 2021 11:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rizki Maulana Ishak.
zoom-in-whitePerbesar
Rizki Maulana Ishak.
ADVERTISEMENT
Banyak cara dapat dilakukan untuk mengenalkan cagar budaya Indonesia kepada generasi muda. Salah satunya seperti dilakukan Rizki Maulana Ishak yang memperkenalkan Candi Tikus melalui buku berbasis Augmented Reality.
ADVERTISEMENT
Dengan inovasi ini pembaca yang belum pernah berkunjung ke candi tersebut bisa melihat secara 3D yang terkesan nyata.
“Nantinya pengguna bisa menginstall aplikasi AR Candi Tikus untuk melihat candi bentuk candi secara virtual,” kata Maul, Selasa (12/9).
Mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Dinamika (Undika) menuturkan, alasan dipilihnya Candi Tikus dalam inovasinya yaitu karena Candi Tikus merupakan salah satu cagar budaya Trowulan di Mojokerto yang merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit yang kerap muncul dalam buku pelajaran SMA kelas 10.
Sayangnya, penggambaran yang diberikan kurang jelas dan hanya memperlihatkan detail bangunan pada satu sisi saja. “Jadi saya membuat buku dengan penjelasan lengkap mengenai penggunaan Aplikasi AR ini,” tuturnya.
Selain itu, Maul juga menyampaikan alasan memilih Candi tikus, karena candi ini memiliki cerita sejarah yang unik, selain salah satu kerajaan tertua dalam periode Hindu Budha juga sebuah ikon cagar budaya dengan pemugaran hingga terlihat bentuk asli dari candi ini.
Dengan ukuran buku yang minimalis dan desain yang unik, Maul menyajikan informasi sejarah penemuan, makna dan fungsi petirtaan, bentuk dan juga ukuran petirtaan Candi Tikus.
ADVERTISEMENT
Maul menjelaskan dalam buku buatannya pada halaman 25 terdapat gambar Petirtaan Candi Tikus yang nantinya bisa di scan pada aplikasi AR yang Candi Tikus telah dibuat. Bahkan ia juga menjelaskan cara penggunaan aplikasi tersebut, sehingga mempermudah pembaca untuk menggunakannya.
“Menariknya disini bukan hanya melihat Candi Tikus secara tiga dimensi melalui gawainya, tapi ada juga cerita candi yang disampaikan secara audio. Jadi bisa melihat dan mendengarkan langsung sejarah candi tersebut,” jelasnya.
Menurutnya, dengan konsep buku AR akan ada interaksi yang menarik bagi pembaca. Ia pun berharap, inovasi yang dibuat selama kurang lebih satu bulan ini dapat menjadi referensi tambahan bagi murid SMA yang mempelajari tentang sejarah kerajaan Majapahit khususnya peninggalan Candi Tikus.
ADVERTISEMENT
“Selain itu juga dapat membantu dalam mengenalkan sejarah lokal Majapahit lebih dalam, khususnya terkait peninggalan Candi Tikus,” pungkasnya.