Jalan Panjang Pengobatan Lupus, Kuncinya Sabar dan Patuh Minum Obat

Konten Media Partner
20 Juli 2019 16:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peringatan Hari Lupus Sedunia di RSUD Dr Soetomo. Foto-foto : Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Peringatan Hari Lupus Sedunia di RSUD Dr Soetomo. Foto-foto : Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Kesadaran masyarakat terhadap penyakit lupus kini semakin baik. Keterbukaan penyandang lupus pada medi makin memudahkan diagnosis dan meningkatkan harapan kesembuhan.
ADVERTISEMENT
"Panyakit Lupus adalah penyakit seribu wajah, makin awal didiagnosis tentu akan memudahkan bagaimana penanganan terhadap penderitanya. Alhamdulillah, saat ini masyarakat kita sudah sangat peduli terhadap penyakit ini, sehingga saat dirujuk ke rumah sakit kondisinya tidak sedang kritis," ujar Dr. dr. Ninik Asmaningsih Soemyarso, SpA(K), MM. Paed, Ketua Divisi Ginjal Anak RSUD Dr Soetomo, saat ditemui Basra disela peringatan Hari Lupus Sedunia, Sabtu (20/7/19).
Lebih lanjut Dokter Ninik mengungkapkan, penyakit Lupus merupakan autonimun yang bisa menyerang 10 anak dari 100.000 anak. Di RSUD Dr Soetomo dalam lima tahun terakhir terdapat lebih dari 100 anak terkena lupus dengan 2 hingga 3 kasus baru setiap bulannya.
Penyakit Lupus disebut juga dengan penyakit seribu wajah karena sistem kekebalan tubuh akan sulit mendeteksi mana zat yang buruk dan mana yang baik. Maka dari itu jaringan sehat dalam tubuh juga bisa diserang oleh sistem imun tubuh itu sendiri.
ADVERTISEMENT
"Butuh waktu yang lama untuk pengobatan penyakit Lupus, bisa sampai bertahun-tahun. Sehingga dibutuhkan support penuh dari keluarga terhadap penderita," tukasnya.
Selain kesabaran, kunci utama pengobatan penyakit Lupus adalah kepatuhan mengonsumsi obat. Sehari saja terlewatkan mengonsumsi obat, akan berakibat fatal bagi penderita.
"Lupus merupakan penyakit kronis, pengobatannya butuh waktu yang panjang. Kepatuhan minum obat, jam-jamnya minum obat tidak boleh lupa. Orang tua tidak boleh bosan mengantar anaknya berobat, harus sabar," jelasnya mengingatkan.
Komunitas Lupus Cilik Surabaya
Dalam peringatan Hari Lupus Sedunia tersebut dihadiri anak-anak penderita Lupus yang tergabung dalam Kolucuya (Komunitas Lupus Cilik Surabaya). Mereka berusia 2 tahun hingga 17 tahun. Komunitas ini terbentuk sejak setahun silam.
Sebenarnya peringatan Hari Lupus Sedunia jatuh di bulan Mei. ''Waktu itu bertepatan dengan bulan puasa, lalu Hari Raya Idul Fitri, dan libur sekolah, jadi baru terselenggara sekarang," kata dokter Ninik.
ADVERTISEMENT
Kolucuya saat ini beranggotakan 100 anak pasien lupus RSUD Dr Soetomo. Diharapkan dengan adanya komunitas ini, keluarga bisa saling berbagi informasi terkait Lupus dan tentu saja saling menguatkan satu sama lain. (Reporter : Masruroh / Editor : Windy Goestiana)