news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jumlah Penduduk 36 Juta, Jatim Jadi Prioritas Penanganan Stunting

Konten Media Partner
2 Maret 2022 15:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BKKBN pusat dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K). Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BKKBN pusat dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K). Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Saat ini, kasus stunting di Jawa Timur berada di angka 23 persen. Sedangkan kasis stunting di tingkat nasional mencapai angka 24,4 persen.
ADVERTISEMENT
Meski angka stunting di Jatim lebih tinggi daripada nasional, ternyata masih ada empat kabupaten di Jatim yang berada di zona merah dengan prelevansi stunting di atas 30 persen.
Keempat kabupaten tersebut di antaranya, Bangkalan (38,9 persen), Pamekasan (38,7 persen), Bondowoso (37,0 persen), dan lumajang (30,1 persen).
Kepala BKKBN pusat dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengatakan, jika Jawa Timur menjadi sebagai salah satu provinsi prioritas dalam penanganan stunting di Indonesia.
Hal ini karena Jatim merupakan provinsi yang memiliki jumlah penduduk banyak, yakni sekitar 36 juta penduduk.
"Jatim tidak jelek-jelek amat, ini kita masukkan dalam perioritas karena penduduknya banyak. Bukan karena dia masuk ke dalam peringkat tinggi. Karena peringkat tertingginya adalah NTT," kata Hasto ketika ditemui Basra usai sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Indonesia (RAN PASTI) di Surabaya, Rabu (2/3).
ADVERTISEMENT
Selain Jatim, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, dan Sumatera Utara juga menjadi prioritas karena mempunyai jumlah penduduk yang banyak. Sementara untuk daerah yang memiliki kasus stunting tinggi ada 12 provinsi, seperti NTT, NTB, Aceh, dan lain sebagainya.
Meski demikian, pihaknya memiliki prinsip ingin fokus pada sasaran. "Nah titik yang dituju adalah keluarga yang punya balita stunting, atau keluarga yang kalau hamil dan melahirkan akan melahirkan anak stunting, atau keluarga berisiko tinggi stunting," ujarnya.
Ia menjelaskan, jika BKKBN RI dengan 200.000 tim pendamping keluarga yang terdiri dari Bidan, PKK dan Kader KB atau kader pembangunan lainnya telah ada di Desa. Pasalnya, peran tim pendamping keluarga di daerah dinilai penting, karena menjadi garda terdepan.
ADVERTISEMENT
Nantinya, para kader akan dilatih dan mendampingi Calon Pengantin/Calon Pasangan Usia Subur, Ibu hamil, Ibu dalam masa interval kehamilan, serta anak usia 0 - 59 bulan.
"Peran tim pendamping keluarga di daerah-daerah begitu penting karena menjadi garda terdepan. RAN PASTI menjadi acuan dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting bagi kementerian dan lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa, serta pemangku kepentingan lainnya," tutupnya.