Kadishub: Macetnya Surabaya Masih Batas Wajar

Konten Media Partner
14 Januari 2022 15:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tunjung Iswandaru (kiri) bersama Kasatlantas Polrestabes Surabaya AKBP Teddy Chandra saat konferensi pers Jumat (14/1). Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tunjung Iswandaru (kiri) bersama Kasatlantas Polrestabes Surabaya AKBP Teddy Chandra saat konferensi pers Jumat (14/1). Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Adanya survei Inrix yang menyebutkan Kota Surabaya paling macet se-Indonesia dipertanyakan Dinas Perhubungan Kota Surabaya. Menurut Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tunjung Iswandaru kondisi yang terjadi di Kota Pahlawan tidaklah seperti yang disebutkan dalam survei tersebut.
ADVERTISEMENT
"Jadi menurut pandangan kami dari Dinas Perhubungan tidak seperti itu (Surabaya kota termacet di Indonesia)," tegas Tunjung saat konferensi pers, Jumat (14/1).
Lebih lanjut dikatakan Tunjung, kondisi lalu lintas di Surabaya cukup baik. Ini ditandai dengan survei berbagai data yang diterima Dinas Perhubungan Kota Surabaya yang menyebutkan rasio kepadatan kendaraan di Surabaya hanya 0,6. Dalam rasio ini, ungkap Tunjung, masih berada dalam batas tingkat kepadatan normal atau tidak macet total.
"Kalau rasionya sudah 1 maka motor akan jalan di atas trotoar," imbuhnya.
Tunjung pun mempertanyakan hasil survei tersebut. Apalagi angka yang ada di dalam survei disebutkan terjadi 62 jam kemacetan per tahun di Surabaya. Berarti jika dihitung selama 1 hari ada 10 menit diambil dalam jam puncak.
ADVERTISEMENT
"Bila ditotal satu tahun terjadi kemacetan selama 62 jam, jika dihitung selama 1 hari, kemacetan terjadi selama 10 menit dari jam puncak. Katakanlah kalau 1 hari ada 2 jam puncak berarti dibagi 2. Kalau diambil 1 jam puncak berarti 10 menit. Berarti orang membuang waktu 10 menit di atas jam sibuk,” jelasnya.
Tunjung menyebut, macet selama 10 menit masih wajar. Tunjung juga mengakui sudah mengkonfirmasi hasil survei tersebut kepada pihak yang bersangkutan. Namun hingga saat ini masih belum ada tanggapan.
"Mereka masih belum bisa dihubungi sampai sekarang," tegasnya.
Sementara itu, Kasatlantas Polrestabes Surabaya AKBP Teddy Chandra menuturkan arus lalu lintas di Kota Pahlawan bersifat situasional. Misalnya peningkatan volume kendaraan terjadi pada pagi hari ketika warga Surabaya bersiap untuk menuju sekolah atau tempat kerjanya.
ADVERTISEMENT
"Apalagi Surabaya ini termasuk wilayah aglomerasi artinya warga yang bekerja juga berasal dari daerah sekitar Surabaya.
Selanjutnya, kata Teddy, peningkatan volume kendaraan terjadi saat sore hari ketika jam pulang kerja.
"Dikatakan situasional juga terjadi misalnya ketika di ruas jalan tersebut terjadi insidentil seperti adanya aksi unjuk rasa," jelasnya.
Teddy menegaskan meski terjadi kemacetan namun kendaraan masih bisa jalan dan tidak stuck (berhenti).