Karena Malu, ABK di Negara Berkembang Sering Disembunyikan Ortu

Tim BASRA (Berita Anak Surabaya)
Bacaan Sehat Anak Surabaya | Partner Resmi kumparan 1001 Media Online
Konten dari Pengguna
13 Februari 2019 16:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tim BASRA (Berita Anak Surabaya) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jari jemari Tegar terlihat lincah memainkan tuts-tuts organ. Sambil sedikit berdendang, Tegar memainkan lagu milik Celine Dion, ''My Heart Will Go On''. Jika Tegar piawai memainkan alat musik organ, maka lain lagi dengan Sirin. Bocah 9 tahun ini memiliki suara merdu saat bertilawah mengumandang ayat-ayat suci Al Quran. Pemandangan ini tersaji di teras Yayasan Peduli Kasih Anak Berkebutuhan Khusus (YPKABK), pada Selasa (12/2/19).
ADVERTISEMENT
Prof. Andrew Smith. Foto : Masruroh
Selain Tegar dan Sirin, masih terdapat beberapa anak berkebutuhan khusus lainnya yang tampil unjuk diri. Mereka memberikan penampilan terbaiknya menyambut kedatangan Professor Andrew Smith BSc MSc MB BS MRCP DCH DObstRCOG. Profesor Andrew merupakan Honorary Professor dari London School of Hygiene Tropical and Medicine.
Andrew juga merupakan anggota dari International Centre for Evidence in Disability (ICED). Andrew mengakui cukup terkesima dengan penampilan anak-anak berkebutuhan (ABK) tersebut. Menurutnya kesempatan tampil harus lebih banyak diberikan kepada anak-anak berkebutuhan khusus. ''Mereka (ABK,red) harus diberikan banyak kesempatan untuk tampil agar tak merasa tersisihkan. Lebih banyak kesempatan tampil juga akan terus memupuk rasa percaya diri mereka,'' tukas pria yang pernah menjadi Kepala Kelompok Penelitian Penurunan Pendengaran di Liverpool School of Tropical Medicine, Inggris.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Andrew menjelaskan, selama menjadi peneliti utama dalam survei dan studi intervensi tentang anak-anak berkebutuhan khusus terutama gangguan pendengaran di berbagai negara miskin dan berkembang di seluruh dunia, dia menemukan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus lebih sering disembunyikan oleh keluarganya. ''Keluarga banyak yang tidak mengetahui bagaimana cara merawat atau memperlakukan anak-anak berkebutuhan khusus, sehingga cenderung tak memprioritaskan kehadirannya. Ini yang banyak saya jumpai di negara-negara berkembang seperti Indonesia,'' kata Prof. Andrew.
Setiap anak ABK, kata Andrew, mempunyai potensi diri yang perlu diberi ruang untuk bisa berkembang. ''Disinilah peranan penting orang tua yang harus mendorong putra putri mereka ini untuk bisa tampil, menunjukkan jati dirinya yang memang istimewa,'' tukasnya. (Reporter : Masruroh / Editor : Windy Goestiana)
ADVERTISEMENT