Kata Epidemiolog Soal Vaksin Booster Jadi Syarat Mudik

Konten Media Partner
1 April 2022 10:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay
ADVERTISEMENT
Penetapan aturan vaksin booster sebagai syarat mudik untuk masyarakat saat libur lebaran, mendapatkan dukungan dari epidemiolog Universitas Airlangga, Laura Navika Yamani.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, keputusan pemerintah sudah tepat dan sesuai aturan. Bahkan, kebijakan pemerintah mengenai mudik lebaran saat ini jauh lebih siap dibandingkan tahun sebelumnya.
“Melihat data dari masyarakat yang sudah divaksin dosis dua itu cukup banyak, sudah lebih dari 70 persen. Jadi seharusnya tidak menjadi kesulitan masyarakat dan keputusan pemerintah sudah sesuai aturannya,” ungkapnya, Jumat (1/4).
Ia menjelaskan, karakteristik varian Omicron yang memiliki tingkat penularan lebih tinggi dari varian sebelumnya, menyebabkan cakupan vaksin yang dibutuhkan meningkat, sesuai perhitungan rate of transmission.
“Makanya walaupun kita sudah melewati untuk dosis dua cakupannya lebih dari 70 persen (populasi), tentu harapan pemerintah semakin banyak orang yang mendapatkan vaksin. Dan tentunya dengan berbagai alasan yang dilakukan pemerintah, salah satunya, ya, menjadi persyaratan untuk mudik,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Laura menuturkan, bahwa pemerintah juga akan menyediakan fasilitas vaksin di sarana-sarana transportasi umum seperti bandara atau stasiun.
Selain itu, pemerintah juga menyediakan pilihan bagi yang belum melakukan vaksinasi dosis lengkap untuk melakukan pemeriksaan antigen atau PCR sebagai gantinya.
“Jadi kalo mau mudik ya, saya rasa memang bisa memastikan bahwa sudah divaksin, jauh lebih aman. Dibanding dengan tidak divaksin tapi dengan melakukan pemeriksaan,” tutur Laura.
Terkait ketentuan melakukan vaksinasi booster, Laura mengatakan bahwa tidak ada pantangan tertentu untuk melakukan vaksinasi booster.
“Untuk booster, saya rasa screeningnya tidak seketat dosis satu dan dua. Untuk orang dengan komorbid juga masih bisa mendapat vaksin asal komorbidnya terkendali dan sudah melewati konsultasi dokter. Orang lansia juga bisa mendapat vaksin,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Laura menilai, upaya intervensi yang disediakan oleh pemerintah terutama terkait 3T (test, tracing, treatment) jauh lebih baik. Kondisi penyebaran COVID-19 di Indonesia juga mulai menurun.
“Kondisi penyebaran lebih rendah, jadi mudik bisa dilakukan walaupun masih dengan risiko. Tetapi karena kesiapsiagaan yang disiapkan pemerintah, saya rasa jauh lebih mudah dikendalikan atau ditangani ketika memang hal yang tidak diinginkan itu terjadi,” pungkasnya.