Kata Prof Wardiman Djojonegoro Tentang Teknologi Berbiaya Murah untuk Pendidikan

Konten Media Partner
2 Juni 2021 11:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kata Prof Wardiman Djojonegoro Tentang Teknologi Berbiaya Murah untuk Pendidikan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Pesatnya pertumbuhan teknologi, masih dianggap negatif bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal tersebut terjadi karena masyarakat khawatir peran manusia dapat digantikan oleh robot cerdas.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Wardiman Djojonegoro, mengajak masyarakat untuk selalu optimis. Ia mengungkapkan bahwa teknologi bisa dimanfaatkan untuk ketangguhan bangsa.
“Karena teknologi dan manfaatnya bagi pendidikan dan kemajuan bangsa sebenarnya banyak sekali. Sejarah pun sudah membuktikan, bahwa manusia sebagai Homo Sapiens, makhluk cerdas, selalu menjadi penguasa hidupnya dan penguasa bumi. Maka, mari kita manfaatkan teknologi untuk kemajuan Indonesia,” kata Prof. Wardiman dalam Webinar Nasional Edugears yang digelar MICE PNJ bersama Komunitas SEVIMA, Selasa (1/6) sore.
Ia menuturkan, adanya teknologi, produktivitas masyarakat dapat meningkat. Hal itu karena pekerjaan berat bisa dikerjakan dengan alat, sedangkan manusia berfokus untuk berinovasi.
Bahkan, ia juga menunjukkan sejarah peradaban bahwa dunia ini telah mengalami tiga kali revolusi industri di masa lalu. Dan di setiap revolusi industri tersebut, manusia akan selalu menemukan pekerjaan baru.
ADVERTISEMENT
“Bahkan karena kemajuan teknologi, bekerja bisa kita lakukan dari rumah (Work From Home), karena sudah terhubung internet. Suatu pekerjaan memang akan diambil robot dan alat, namun kita akan selalu membuat pekerjaan dan inovasi baru,” tuturnya.
Guna memanfaatkan kemajuan teknologi untuk ketangguhan bangsa, Prof. Wardiman memandang bahwa Indonesia perlu memiliki strategi-strategi.
Seperti memastikan bahwa makin banyak masyarakat yang bisa mengakses teknologi. Karena menurutnya, penetrasi atau penggunaan teknologi masih terpusat di kalangan orang berekonomi mapan.
“Berdasarkan survei di tahun 2013, baru 40 perswn masyarakat Jakarta punya akses internet. Sampai saat ini pun, Jakarta belum tertutup Wi-Fi. Apalagi daerah lain. Sehingga, pelaksanaan teknologi juga perlu dibarengi oleh coverage dan akses teknologi itu sendiri,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Kedua adalah memanfaatkan teknologi untuk pendidikan. Misalnya, kurikulum dibangun agar anak-anak ketika lulus nantinya menguasai teknologi.
Selain itu, pembelajaran yang bisa dilakukan dengan pendampingan fasilitas teknologi juga akan memperkaya pengetahuan para siswa.
“Jadi teknologi dimanfaatkan untuk pendidikan. Jangan sampai teknologi sebagai suatu hal yang baru justru merusak sistem pendidikan. Misalnya dengan adanya konten di internet yang kurang baik, itu perlu difilter, dan kita ganti dengan konten yang baik untuk anak-anak kita,” tambahnya.
Strategi terakhir dari Prof. Wardiman adalah menghadirkan teknologi berbiaya murah. Misalnya, Wi-Fi atau kuota internet yang harganya murah atau bisa diakses publik. Bisa juga dengan fasilitas berbasis elektronik yang murah seperti E-Book.
“Kemdikbud sudah memiliki Buku Sekolah Elektronik (BSE). Jadi melalui internet, buku kita sebarkan gratis. Strategi ketiga ini penting karena biaya masih jadi kendala bagi murid dan orang tua dalam mengakses teknologi,” tutupnya.
ADVERTISEMENT
Melalui strategi-strategi tersebut, diharapkan tujuan kemerdekaan bisa tercapai dengan sokongan teknologi. Selain itu, semua anak Indonesia, bisa mengenyam pendidikan dalam rangka tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa.