Kenalkan Potensi Desa Mojotrisno, Mahasiswa UK Petra buat Pos dari Bambu

Konten Media Partner
23 Mei 2022 11:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto-foto : Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Foto-foto : Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Mahasiswa program studi Arsitektur UK Petra bersama komunitas Sahabat Bambu menggelar Joint Workshop dengan tema Desain Bambu Konstruksi Lengkung di Desa Mojotrisno, Jombang.
ADVERTISEMENT
Bram Michael Wayne, S.T., M.Ars, salah satu dosen prodi Arsitektur UK Petra mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari mata kuliah Service Learning Klinik Arsitektur.
"Sebelumnya para mahasiswa juga telah melakukan public hearing dengan para warga minggu lalu untuk menentukan desain yang dipilih oleh warga," kata Wayne pada Basra, Senin (23/5).
Dipilihnya desa Mojotrisno pun bukan tanpa sebab, selain pernah meraih penghargaan Desa Berseri (Berseri dan Lestari) tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2021 untuk kategori Pratama ini memiliki potensi Sumber Daya Alami bambu yang cukup banyak. Sayangnya potensi tersebut belum dikembangkan secara maksimal.
Untuk itu, Wayne bersama 20 mahasiswanya dan komunitas Sahabat Bambu secara bertahap akan membuat pos santai (pos cangkruk) bagi warga.
ADVERTISEMENT
Dengan menggunakan Teknik Bambu Lengkung, pos berukuran 4 meter x 7 meter dengan ketinggian mencapai 3 meter bisa digunakan warga Desa Mojotrisno, Jombang untuk banyak hal.
Mulai dari bermain bersama anak, ronda hingga menggelar pameran batik. "Pos ini bisa dibuat sebagai tempat santau, atau sebagai tempat workshop bagi warga untuk mengenalkan batik warna alam. Mengingat warga sini juga terkenal sebagai pengerajin batik warna alam," tuturnya.
Wayne menjelaskan, membuat bangunan menggunakan teknik bambu lengkung ini tak mudah. Dibutuhkan cara khusus agar bambu bisa melengkung dengan baik tanpa patah dan tahan lama.
Maka dari itu sebelum membuat secara nyata bangunan ini, para mahasiswa diajak membuat maket skala 1 : 1 mengenai ide desain. Maket ini sebagai sebagai prototype bentuk dan replika sistem pembuatannya.
ADVERTISEMENT
“Berbeda dengan desain lainnya, jika menggunakan teknik bambu lengkung maka yang sangat penting adalah belajar melalui maket dari pada belajar melalui gambar. Sehingga harapannya dengan pembelajaran Service Leraning ini maka para mahasiswa akan bisa langsung paham mengenai sifat bambu yang unik dan sangat kaya di Indonesia ini. Sehingga bisa dijadikan alternatif desain yang lebih bervariasi dan tereksplorasi kedepannya bagi mahasiswa. Selain itu juga, para mahasiswa akan belajar bagaimana menghasilkan karya bermanfaat bagi warga desa dengan memanfaatkan potensi yang dimilikinya," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Mojotrisno, Nanang Sugiarto berharap, adanya kegiatan ini bisa mengenalkan potensi yang ada di desanya.
"Karena di sini (Mojotrisno) kan ada kerajinan batik. Inginnya bisa dikunjungi masyarakat secara luas, makanya dibuatkan pos ini biar sebagai penunjang kekuatan wisata batik ini. Sehingga banyak masyarakat yang akan datang ke sini, dan menambah pemasukan warga," tutupnya.
ADVERTISEMENT