Ketahanan Keluarga Jadi Kunci Menyelesaikan Persoalan Anak

Tim BASRA (Berita Anak Surabaya)
Bacaan Sehat Anak Surabaya | Partner Resmi kumparan 1001 Media Online
Konten dari Pengguna
17 Februari 2019 6:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tim BASRA (Berita Anak Surabaya) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketahanan keluarga, inilah kunci menyelesaikan persoalan anak di Surabaya kata Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya. ''Di balik kenakalan anak dan remaja pasti ada penyebab besar yang harus ikut dituntaskan. Kalau tidak, masalah akan terus datang dan berulang. Tidak selesai-selesai,'' kata Risma di kediamannya kemarin (16/2).
ADVERTISEMENT
Di tangan Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya, Surabaya meraih Penghargaan Kota Layak Anak sebanyak empat kali. Foto : Windy Goestiana
Risma mencontohkan, ada seorang anak perempuan yang ikut diamankan Satpol PP Surabaya beserta 45 anak lain pada (15/2). Dia diamankan saat tampak berkeliaran di jalan dan mengenakan rok sangat pendek. Setelah bertemu Risma dan dipancing untuk bercerita, anak perempuan ini menangis dan mulai menjelaskan kalau ibunya sedang bekerja di luar pulau sedangkan ayahnya menjadi supir taksi online. Anak perempuan ini empat bersaudara dan semuanya kurang perhatian.
Setelah diselidiki, ibu dari anak perempuan ini ternyata sedang bekerja sebagai pemandu lagu di daerah Kupang, Nusa Tenggara Timur, dan terjerat hutang Rp 25 juta pada bosnya. Sang ibu memutuskan untuk bekerja sebagai pemandu lagu untuk membantu suaminya melunasi cicilan mobil yang dipakai taksi online.
ADVERTISEMENT
Risma kemudian berkoordinasi dengan tim jajarannya dibantu Polrestabes Surabaya menjemput ibu tersebut untuk pulang ke Surabaya. ''Prosesnya tidak mudah, karena ternyata lokasi cafe tersebut dijaga anjing-anjing dan terpencil di lembah eks lokalisasi. Jadi tim kami harus menyamar untuk mendapatkan target yang dimaksud. Setelah target berhasil diketahui, barulah dijelaskan maksud kedatangan mereka dan hutang Rp 25 juta langsung dilunasi,'' kata Risma. Akhirnya, ibu dan anak yang sempat berjauhan inipun berhasil dipersatukan kembali. Meski Risma tak mengaku, tapi menurut sumber terpercaya, uang Rp 25 juta merupakan uang pribadi Risma sendiri.
Menurut Risma, kenakalan anak dan remaja itu tidak berdiri sendiri. ''Penyebabnya macam-macam, ada yang orang tuanya bercerai dan salah satu mau menikah lagi lalu kurang perhatian ke anaknya, ada yang orang tuanya terbelit hutang jadi dua-duanya harus bekerja dan tidak bisa mengawasi anaknya, ada yang dari kecil dirawat pihak ketiga seperti kakek-nenek jadi merasa lebih leluasa, ada yang merasa dendam sama saudara karena selalu dianggap lemah dan tidak bisa apa-apa. Banyak pemicunya,'' kata Risma. Bila tidak segera diintervensi, kenakalan anak dan remaja ini bisa berujung ke arah prostitusi dan tindak kriminalitas.
ADVERTISEMENT
Pada (15/2) Risma mencoba memberikan semangat pada 46 anak yang baru diamankan Satpol PP dengan bertemu ''kakak-kakak'' mereka. Kakak-kakak yang dimaksud adalah anak-anak jalanan yang diamankan Satpol PP beberapa tahun lalu, kemudian mereka dibina di Kampung Anak Negeri Surabaya, diberi beasiswa pendidikan, dan sekarang berprestasi di bidang olahraga tinju, bersepeda, karate, atletik, musik, dan bahkan ada yang akan menjadi teknisi pesawat terbang.
''Sukses bukan hanya milik mereka yang kaya dan pintar. Semua orang berhak untuk sukses siapapun orangnya dan dari manapun asal orang tuanya. Selama orang itu tidak menyerah dengan keadaan dan mau bekerja keras, pasti Tuhan kasih jalan,'' kata Risma. (Reporter : Windy Goestiana)