news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Daffa, Peserta UTBK di Unair yang Hasil Rapid Testnya Ditukar Jadi Reaktif

Konten Media Partner
8 Juli 2020 14:31 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kisah Daffa, Peserta UTBK di Unair yang Hasil Rapid Testnya Ditukar Jadi Reaktif
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Daffa Dzaki harus menerima kekecewaan, lantaran ia tidak diperkenankan mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Univeristas Airlangga (Unair). Hal itu dikarenakan, hasil rapid test yang semula non reaktif diganti petugas dengan hasil reaktif tanpa ada penjelasan dari pihak terkait.
ADVERTISEMENT
Daffa bercerita, jika pada Selasa (7/7) ia akan mengikuti UTBK sesi kedua di Unair yang dijadwalkan pada pukul 14:00 WIB. Mengetahui salah satu syarat UTBK harus membawa hasil rapid, sebelum ujian, tepatnya pada pukul 08:00 WIB, Daffa melakukan rapid test di Unair.
Pada pukul 08:20 WIB hasil rapid test Daffa pun keluar dengan hasil non reaktif sehingga Daffa dapat mengikuti ujian. Setelah menerima hasil tersebut, Daffa memutuskan untuk pulang sembari menyiapkan diri sebelum ujian.
Pada pukul 13:00 Daffa kembali ke lokasi ujian yakni di Fakultas Hukum Unair Kampus B Surabaya untuk mengikuti UTBK. Ketika hendak menunjukkan berkas-berkas sebelum memasuki ruangan, Daffa diberhentikan oleh petugas dan dibawa ke lokasi rapid test.
ADVERTISEMENT
"Oh ini Daffa ya yang rapid tadi pagi, kata petugasnya. Saya dibawa ke lokasi rapid lagi, karena ada dugaan reaktif. Lalu hasil rapid test non reaktif saya tiba-tiba diganti dengan hasil rapid test baru yang menunjukakn bahwa saya reaktif tanpa melalui tes ulang. Saya juga diminta menunjukkan KK (Kartu Keluarga), akhirnya saya telepon orang rumah untuk mengirimkan foto KK itu. Saya juga tidak diberikan penjelasan apa-apa oleh dokternya," cerita Daffa ketika dihubungi Basra, Rabu (8/7).
Hasil tangkap layar unggahan Daffa.
Mengetahui hasil tersebut, Daffa pun hanya bisa diam tanpa menanyakan penjelasan ulang dari dokter. "Udah nggak kepikiran (tanya ulang), bingung. Kaget. Harusnya dokter juga kan ngasih penjelasan. Ini dokternya cuma diam nggak ada penjelasan. Kalau emang hasilnya salah dari pagi kan bisa langsung telepon, kita kan juga ngasih nomor di formulirnya. Bukan pas mau ujian baru di kasih tau kaya gini," ungkap Daffa.
ADVERTISEMENT
Setelah mendapat hasil rapid tersebut, Daffa diminta untuk pulang dan beristirahat. Ia juga diminta untuk mengirimkan email ke hotline Unair dan menyatakan jika hasil rapid yang ia terima reaktif.
"Akhirnya aku langsung pulang. Petugasnya bilang istirahat di rumah ya. Nanti email Unair aja, nunggu balasannya gimana," kata Daffa.
Sesampainya di rumah, Daffa pun langsung mengirimkan email, dan mencoba menghubungi hotline Unair untuk meminta kepastian. Hingga malam tak kunjung mendapat jawaban, laki-laki berusia 17 tahun ini akhirnya mengunggah kejadian yang ia alami di media sosial pribadinya.
"Akhirnya saya up di instagram story, saya mention instagram-nya Unair. Malem itu juga diliat (pihak Unair). Beberapa jam baru dibales intagram story aku, aku dimintain nomer telepon, disuruh menenangkan diri sambil menunggu jawaban," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya, pada hari ini (8/7) pukul 09:00, Daffa mendapat email balasan dari pihal Unair. "Jawabannya saya bisa ikut ujian susulan pada tahap kedua. Terus sebelum ujian saya juga diwajibkan untuk rapid ulang dengan hasil non reaktif. Saya ya disuruh karantina mandiri," tutur remaja asal Krembangan, Surabaya ini.
Dengan adanya kejadian ini, Daffa merasa kecewa karena sejak awal pihak bersangkutan tidak memberikan penjelasan.
"Ini kan masih tes, keterima saja belum tentu tapi sudah begini. Kalau bisa ya langsung dibicarakan kalau hasilnya salah. Ini kan menganggu pikiran saya. Padahal saya sudah menyiapkan jauh-jauh hari untuk mengikuti tes ini. Kalau bisa jangan seperti ini," pungkasnya.
Terkait kasus ini, pihak Unair belum memberikan jawaban ketika dihubungi.
ADVERTISEMENT