Kisah Mat Sahari, Perawat yang Terpilih Bertugas di Tanah Suci Saat Ibadah Haji

Konten Media Partner
25 Agustus 2022 16:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kisah Mat Sahari, Perawat yang Terpilih Bertugas di Tanah Suci Saat Ibadah Haji
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan ibadah haji tahun 2022 memang telah usai pada pertengahan Agustus lalu. Namun menjadi momen yang tak terlupakan bagi Mat Sahari. Perawat yang kesehariannya bertugas di RS Haji Surabaya ini menjadi salah satu dari dua perawat asal Kota Pahlawan yang terpilih sebagai Petugas Kesehatan Haji Indonesia (PKHI).
ADVERTISEMENT
Kepada Basra, Mat Sahari berbagi kisah saat menjalani tugas sebagai PKHI di Tanah Suci selama 43 hari.
"Haji tahun ini cukup istimewa karena digelar masih dalam suasana pandemi. Apalagi cuaca di sana benar-benar panas dengan angin kencang setiap harinya," ujarnya, Kamis (25/8).
Selain harus bisa menjaga fisik sendiri di tengah cuaca terik selama bertugas agar tidak jatuh sakit, Mat Sahari juga harus berkutat dengan ratusan jemaah haji dengan usia yang tak lagi muda.
"Mayoritas jemaah terkena batuk dan pilek saat di Tanah Suci karena memang cuaca di sana sangat panas, lebih dari 40 derajat Celsius. Fisik yang tadinya sehat saat berangkat, tiba di sana bisa jatuh sakit. Saya juga sempat drop, batuk pilek di sana karena memang kelelahan dan cuaca yang tidak kondusif," ungkap pria berusia 50 tahun ini..
ADVERTISEMENT
Selama bertugas di Tanah Suci, Mat Sahari beberapa kali harus melewati kejadian memilukan saat tak bisa menyelamatkan nyawa jemaah haji.
"Ada jemaah haji yang saat berangkat kondisinya baik-baik saja hanya saja beliau ada riwayat diabetes. Saat ibadah haji, tubuhnya kelelahan, sempat stroke, dirawat di rumah sakit tapi akhirnya meninggal dunia," kenangnya.
Meski di tengah deraan cuaca terik dan kondisi fisik yang mudah lelah, namun semangat para jemaah haji sangat luar biasa ketika melakukan rangkaian kegiatan ibadah haji.
"Mereka semangatnya luar biasa. Ada jemaah haji yang sakit jantung kemudian ketika lempar jumrah dibadalkan, tapi ternyata beliau ada di belakang orang membadalkan hajinya. Akhirnya beliau kelelahan, jatuh ketika di kamar mandi dan tidak lama kemudian meninggal dunia. Dokter dan perawat sudah mati-matian menjaga beliau agar tidak ikut lempar jumrah. Tapi mungkin sudah takdir Allah juga," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Bertugas di Tanah Suci tahun ini menjadi yang kedua bagi Mat Sahari, setelah terpilih pada 2012 lalu. Serangkaian proses seleksi yang cukup ketat harus dijalani Mat Sahari agar dapat terpilih sebagai PKHI
"Kalau 2012 lalu saya petugas non kloter (kelompok terbang) dan tinggal di Tanah Suci selama 3 bulan. Kalau tahun ini petugas kloter," imbuhnya.
Proses seleksi mulai dijalani Mat Sahari sejak mendaftar sebagai PKHI 2020 pada November tahun 2019. Setelah lolos verifikasi pemberkasan di bulan Desember tahun yang sama, Mat Sahari masih harus mengikuti serangkaian seleksi lainnya, mulai dari kompetensi dan pengalaman kerja, hingga tes narkotika, psikotropika dan zat adiktif (Napza).
Setelah terpilih Mat Sahari gagal berangkat di tahun 2020 karena pelaksanaan ibadah haji ditiadakan sebagai imbas pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT