Konten Media Partner

Kisah Penjual Pentol Asal Ngawi Naik Haji, Nabung Rp 10 Ribu Setiap Hari

2 Juli 2025 7:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Konten Media Partner
Kisah Penjual Pentol Asal Ngawi Naik Haji, Nabung Rp 10 Ribu Setiap Hari
Sumino menceritakan ia dan istrinya sehari-hari berjualan pentol. #publisherstory #beritaanaksurabaya
BASRA (Berita Anak Surabaya)
Sumino dan istrinya.
zoom-in-whitePerbesar
Sumino dan istrinya.
ADVERTISEMENT
Sumino (50) dan Nur Hasanah (56) mengucapkan rasa syukur tak terkira atas karunia yang Allah SWT telah berikan tahun ini, yakni pergi berhaji. Mereka berdua tergabung dalam kloter 54 asal Ngawi, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Sumino menceritakan ia dan istrinya sehari-hari berjualan pentol.
“Merupakan suatu anugerah yang luar biasa, kami yang hanya penjual pentol ini dapat menjadi tamu Allah ke baitullah,” ungkap Sumino penuh haru.
Sumino mengisahkan jika waktu pagi, pentolnya dititipkan di sekolahan sedangkan pada malam hari, ia mangkal depan kantor Polsek Jogorogo, Ngawi.
“Selepas salat ashar hingga jam 12 atau jam 1 malam, saya, istri, dibantu anak-anak juga, berjualan di pinggir jalan, depan Polsek Jogorogo,” terang ayah 5 anak ini.
Sumino mengungkapkan, sejak awal membina rumah tangga dengan Nur Hasanah pada 2004, mereka berdua sepakat untuk berikhtiar mendaftar haji.
“Untuk mewujudkan mimpi tersebut, kami setiap hari rutin menabung di rumah, tidak tentu. Seringnya Rp 10 ribu per hari. Kalau mempunyai Rp 5 ribu ya Rp 5 ribu. Kalau dapat rezeki banyak, ya banyak nabungnya,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Uang tabungannya ketika terkumpul jumlah yang cukup banyak, mereka pakai dulu untuk menyewa sawah.
“Setelah pagi titip pentol di sekolah, kami mengerjakan sawah yang kami sewa,” ujarnya.
Ketika tabungannya telah terkumpul Rp 50 juta, mereka segera mendaftarkan diri untuk berhaji pada bulan Mei tahun 2012.
“Alhamdulillah setelah sempat tertunda karena pandemi COVID-19, kami tahun ini bisa berangkat,” tuturnya.
Sumino dan sang istri merasa bersyukur dapat melakukan prosesi ibadah haji dengan lancar.
“Kami di Makkah bisa melakukan umrah sunah sebanyak 25 kali. Kami niati untuk membadalkan orang tua, kakek nenek, dan saudara-saudara kami,” ujarnya penuh rasa syukur.
Sumino berharap agar orang lain yang hidupnya pas-pasan seperti dirinya tidak berputus asa dan berusaha terus dapat menunaikan kewajiban rukun Islam kelima.
ADVERTISEMENT
Ia mengaku tidak memiliki uang jelang keberangkatannya.
“Alhamdulillah ada orang baik yang memberikan kami uang saku baik ketika mau berangkat maupun selama di Tanah suci, kami benar-benar merasa terbantu,” kenangnya.