Komunitas Roode Brug: Penghubung Para Pejuang dengan Generasi Sekarang

Konten Media Partner
10 November 2019 7:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto-foto : Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Foto-foto : Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Hadirnya komunitas pecinta sejarah, membuat generasi masa kini lebih memahami apa yang terjadi di masa lalu Indonesia. Begitu juga misi dari Roode Brug, komunitas pecinta sejarah ini sering mengajak anak muda mengenal tempat dan sosok bersejarah di Surabaya.
ADVERTISEMENT
"Komunitas Roode Brug Soerabaia adalah sebuah komunitas yang bergerak di bidang kesejarahan dan didirikan pada November 2010," ujar Ady Setyawan, salah seorang pendiri Roode Brug Soerabaia kepada Basra, Sabtu (9/11).
Nama Roode Brug diambil dari bahasa Belanda yang artinya Jembatan Merah. Alasan pemilihan nama Jembatan Merah karena tempat tersebut adalah salah satu ikon khas kota Surabaya dan menjadi harapan pendiri agar komunitas ini dapat hadir untuk menjadi jembatan kisah antara generasi terdahulu dengan generasi saat ini.
Awalnya, komunitas ini hanya membuat tur kecil untuk mengunjungi tempat bersejarah di Surabaya terkait dengan pertempuran Surabaya pada 1945. Seiring berjalannya waktu anggota komunitas ini cukup banyak, multietnis dan beragam mulai dari pelajar, mahasiswa, dosen, arsitek, karyawan, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Saat berkumpul, anggota komunitas Roode Brug sering mengenakan kostum dan atribut pejuang di era kolonial. "Untuk pengurus kita ada sekitar 30 orang, sedangkan jumlah anggotanya bersifat terbuka. Artinya tidak ada jumlah pasti, untuk bergabung juga tidak perlu isi form dan tanpa ada biaya apa pun. Warga yang ingin bergabung cukup datang ke acara yang kami selenggarakan," jelas Ady.
Kegiatan komunitas ini di antaranya melakukan kegiatan reka ulang sejarah, teatrikal, wisata sejarah, dokumentasi, dan penelitian hingga menerbitkan buku. Kegiatan reka ulang dan teatrikal dilakukan rutin sebulan sekali di museum 10 November Surabaya.
Komunitas Roode Burg juga kerap melakukan kegiatan gotong royong membersihkan bangunan sejarah yang sudah lama tidak terawat. Salah satunya pernah membersihkan bangunan bersejarah Benteng Kedung Cowek.
ADVERTISEMENT
"Untuk kegiatan wisata sejarah rutin dilakukan rata-rata dua bulan sekali dengan mengajak warga kota Surabaya dengan penyebaran informasi melalui media sosial," imbuh Ady.
Untuk menunjang kegiatannya, Roode Burg memiliki perpustakaan kecil dengan koleksi buku-buku kuno bertempat di Museum 10 November Surabaya. Komunitas ini juga bekerja sama dengan organisasi nonprofit di Belanda yang selalu menyediakan terjemahan koran atau artikel berbahasa Belanda.