Kreasi Unik Batik Motif Sisik Ikan dan Terung dari Surabaya

Konten Media Partner
19 Oktober 2019 7:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Novita Rahayu Purwaningsi dan karyanya. Foto : Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Novita Rahayu Purwaningsi dan karyanya. Foto : Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Acara Surabaya Fashion Week yang digelar pada 16-20 Oktober 2019 jadi ajang pembuktian pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Surabaya. Bagaimana tidak, beberapa pebisnis UKM ini diberi kesempatan untuk memamerkan karya fashion mereka di ajang bergengsi tersebut.
ADVERTISEMENT
Salah satu pengusaha UKM yang karyanya didaulat naik ke atas panggung adalah Novita Rahayu Purwaningsi. Wanita berusia 40 tahun ini menampilkan karya batik motif sisik ikan dan terung yang banyak dijumpai di kawasan Kenjeran.
Didominasi warna hijau yang terinspirasi dari taman yang berada di Kota Surabaya, batik karya Novita ini menggabungkan teknik cap dan tulis.
“Dalam satu design batik ready to wear ini terdiri dari tiga bagian yaitu baju, celana dan outer dengan motif yang berbeda, ada terung, ada sisik, namun satu kesatuan," tukasnya.
Pada bagian leher menggunakan motif sisik yang identik dengan Kota Surabaya, sedangkan pada bagian outer dan celana menggunakan motif terung dengan warna yang berkesinambungan.
ADVERTISEMENT
Untuk proses pengerjaan, Novita membutuhkan waktu dua minggu lamanya, mulai dari menggambar pola hingga pencelupan.
Bagi Novita bisa terlibat dalam pagelaran Surabaya Fashion Week 2019 ini jadi kebanggaan tersendiri. Pasalnya, perjalanan Novita menjadi perancang busana tidaklah mudah.
Novita bahkan beberapa kali harus menelan kekecewaan karena tak lolos untuk mendapatkan beasiswa sekolah desain busana dari Pemerintah Kota Surabaya.
Usia memang jadi kendala bagi Novita karena yang difasilitasi Pemkot Surabaya harus berusia kurang dari 30 tahun. Padahal sekolah desain menjadi mimpi bagi Novita untuk mengembangkan usaha konveksinya.
"Beberapa kali daftar seleksi beasiswa tapi tidak lolos karena yang diminta berusia kurang dari 30 tahun. Kalau saya sendiri untuk sekolah desain tidak punya biaya, sekolah desainer kan mahal," ujar Novita yang juga bergabung dengan Pejuang Muda Surabaya, kepada Basra, Jumat (18/10).
ADVERTISEMENT
Namun keberuntungan berpihak pada Novita. Dalam sebuah acara pameran UKM yang dihadiri Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di tahun 2017 lalu menjadi jalan pembuka bagi Novita mewujudkan mimpinya.
"Waktu itu saya ditunjuk Bu Risma untuk bercerita tentang pengalaman saya selama bergabung dengan Pejuang Muda Surabaya. Ya saya ceritakan kalau selama gabung, omzet jahitan saya meningkat. Setelah itu Bu Risma langsung bilang kalau akan menyekolahkan saya ke sekolah tata busana," kisah Novita dengan sumringah.
Pejuang Muda Surabaya sendiri merupakan komunitas pelaku UKM di Surabaya yang berusia kurang dari 40 tahun. Komunitas ini menjadi binaan Pemkot Surabaya.
Mimpi Novita untuk sekolah desain tata busana pun terwujud. Lewat beasiswa yang diberikan Pemkot Surabaya, Novita menempuh pendidikan di Susan Budihardjo.
Memperoleh kesempatan mengembangkan ilmu di bidang tata busana memotivasi Novita untuk membuat karya spesial untuk kota tercinta.
ADVERTISEMENT
Novita lantas membuat karya batik perpaduan motif khas Surabaya. Karya Novita inipun melenggang bersama sejumlah karya desainer top Surabaya dalam perhelatan Surabaya Fashion Week 2019. (Reporter : Masruroh/Editor : Windy Goestiana)