Kreatif! Mahasiswa di Surabaya Jadikan Ampas Tebu Jadi Energi Listrik

Konten Media Partner
4 November 2022 14:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arif Pawoko, mahasiswa ITS penggagas ide pengolahan limbah ampas tebu untuk optimalisasi biolistrik.
zoom-in-whitePerbesar
Arif Pawoko, mahasiswa ITS penggagas ide pengolahan limbah ampas tebu untuk optimalisasi biolistrik.
ADVERTISEMENT
Menipisnya stok energi di Indonesia dan kurang optimalnya pemanfaatan limbah ampas tebu, menginspirasi Arif Pawoko menggagas ide pemanfaatan limbah industri gula untuk mengoptimalkan performa biolistrik.
ADVERTISEMENT
Arif menuturkan, ampas tebu sering menjadi limbah industri gula untuk mengoptimalkan kinerja biolistrik.
Dalam proses pengolahan limbah, Arif menjadikan ampas tebu sebagai substrat anoda dalam sistem Microbial Fuel Cell (MFC). MFC merupakan sistem yang memanfaatkan prinsip biolektrokimia untuk menghasilkan sumber listrik baru dari bahan alami.
Substrat ampas tebu sendiri dengan bantuan jamur Aspergillus niger dianggap mampu menggantikan Saccharomyces, mikroorganisme yang biasa digunakan dalam proses kerja sistem MFC.
“Kalau menggunakan itu (Saccharomyces) biayanya lebih mahal, kalau ampas tebu kan lebih murah,” ucap mahasiswa Departemen Teknik Kimia ITS ini, Jumat (4/11).
Arif mengungkapkan, setelah melalui proses pengujian, performa biolistrik yang dihasilkan oleh temuannya ini menunjukkan peningkatan.
Ia meyakini hasil ini membuktikan penggunaan substrat ampas tebu justru lebih unggul dan layak untuk dipertimbangkan dibanding dengan penggunaan mikroorganisme sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Meski masih dalam tahap penelitian, Arif berharap, ke depan hasil penelitian ini dapat dilirik oleh peneliti maupun perusahaan energi lain untuk dikembangkan pada skala yang lebih besar.
“Dengan begitu, penelitian ini tidak hanya jadi arsip belaka melainkan berkontribusi nyata untuk masyarakat dan Indonesia. Terutama untuk menjawab masalah limbah industri gula dan energi terbarukan,” pungkasnya.
Berkat inovasinya tersebut, Arif berhasil menyabet juara ketiga di ajang Environmental Competition 2022 yang diselenggarakan oleh Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB), Agustus lalu.