Kritik Sistem Zonasi, Lima Sekolah di Surabaya Gelar Pameran Seni Rupa

Konten Media Partner
2 Oktober 2019 17:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Widya Putri yang membuat kolase berjudul 'Perbanyak Prestasi Jangan Banyak Cari Muka. Foto-foto : Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Widya Putri yang membuat kolase berjudul 'Perbanyak Prestasi Jangan Banyak Cari Muka. Foto-foto : Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Masih lekat di ingatan bagaimana repotnya siswa dan orang tua menghadapi sistem zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Juni lalu. Meski sudah empat bulan berlalu, dampak dari sistem zonasi masih dirasakan sejumlah sekolah swasta di Surabaya yang jadi kekurangan murid.
ADVERTISEMENT
Setidaknya ada lima sekolah swasta di Surabaya berani menyampaikan kritik secara terbuka melalui jalur seni. Kelima sekolah itu adalah SMP dan SMA Dapena Surabaya, SMP dan SMA Pirngadi Surabaya, dan SMA YBPK 1 Surabaya yang benar-benar mengalami penurunan jumlah murid.
Arsya Deananda selaku Ketua Pelaksana pameran mengatakan, jika pameran seni rupa ini sebagai bentuk kritikan atas kebijakan tersebut. Pameran seni rupa ini diberi judul 'The Show of Manuver Zonasi'.
"Jadi, adanya sistem zonasi ini membawa dampak bagi sekolah kami. Jumlah murid kami berkurang. Untuk itu, kami para guru seni budaya dari tiga yayasan ini menginisiasi membuat pergerakan dengan pameran seni rupa," ucap Arsya ketika Basra, Rabu (2/10).
Dalam pameran ini, terdapat 70 karya siswa berupa karya lukis, kolase, dan instalasi yang mengangkat tema terkait sistem zonasi dan isu sosial yang ada di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya pameran ini, Arsya ingin menunjukkan jika sekolah yang terdampak sistem zonasi masih bisa unjuk gigi.
"Kami berharap, seandainya jika ada sistem zonasi penyampainnya benar-benar tersampaikan pada masyarakat. Terus sistemnya juga tidak memberatkan pendidik, wali murid, atau siswa biar tidak ada ketimpangan," pungkasnya.
Sementara itu, Widya Putri yang membuat kolase berjudul 'Perbanyak Prestasi Jangan Banyak Cari Muka' ini mengaku tak setuju dengan aturan yang mengharuskan peserta didik baru, diterima berdasarkan jarak domisili terdekat dengan sekolah yang dituju.
"Aku itu miris lihat sistem zonasi yang diterapkan di pendidikan ini. Aku tidak setuju. Kasihan kan anak-anak yang ingin masuk sekolah favorit karena prestasi, bukan karena jarak rumah," ucapnya.
Ia pun berharap, agar ke depannya pemerintah bisa mengkaji ulang terkait kebijakan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Lewat karya ini, aku ingin menyampaikan apa yang aku rasakan terkait sistem zonasi ini. Biar orang-orang tahu kalau sistem ini sebenarnya perlu dikaji lagi," pungkasnya.
Pameran bertema "The Show of Manuver Zonasi" ini digelar selama lima hari mulai 2-5 Oktober 2019 di Galery Prabangkara, Taman Budaya, Surabaya. (Reporter : Amanah Nur Asiah / Editor : Windy Goestiana)