Laboratorium Anak Berkebutuhan Khusus

Konten Media Partner
7 Juli 2019 17:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Laboratorium ABK yang berlokasi di komplek Museum Kesehatan Jalan Indrapura Surabaya. Foto-foto : Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Laboratorium ABK yang berlokasi di komplek Museum Kesehatan Jalan Indrapura Surabaya. Foto-foto : Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Menyandang predikat sebagai 'Kota Layak Anak' sejak 2018 membuat Surabaya terus berbenah. Terutama dalam hal memenuhi hak anak-anak berkebutuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang optimal. Salah satunya, melalui pengadaan Laboratorium Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Komplek Museum Kesehatan, Jalan Indrapura Surabaya.
ADVERTISEMENT
Namanya juga laboratorium, para dokter anak, psikolog, dan terapis akan melakukan riset pada tiap-tiap ABK. Tujuannya, agar setiap ABK diketahui riwayat kesehatan fisik dan psikisnya sehingga sehingga lebih akurat untuk menentukan jenis layanan dan terapinya.
"Setiap ABK kondisinya berbeda, dan setiap ABK yang datang kesini selalu kita buat studi kasus. Atas persetujuan orangtuanya kita melakukan riset terhadap mereka," kata Zumrotun Nikmah, Koordinator Layanan Laboratorium ABK, pada Basra Jumat (5/7).
Laboratorium ABK ini resmi dibuka sejak 2015. Hingga saat ini Laboratorium ABK beroperasi setiap Senin hingga Jumat ini dilengkapi tenaga psikolog, terapis, dokter anak, dan ruang bermain ABK. Bahkan laboratorium ini juga menerima konsultasi ABK dari luar Surabaya.
"Tempat ini dibuat senyaman mungkin bagi ABK, agar bisa betah saat terapi maupun belajar disini," tutur Nikmah.
Psikolog Linda Hartati.
Tak hanya merawat ABK, laboratorium ini juga sering memberikan dukungan pada orang tua ABK agar bisa menerima kondisi anak mereka. Orang tua, kata Linda, tak boleh malu mengungkap keberadaan anak-anak mereka karena bagaimanapun juga ABK harus dipersiapkan untuk bisa hidup mandiri suatu saat nanti.
ADVERTISEMENT
"Anak berkebutuhan khusus cenderung memiliki ketidakmampuan mengutarakan emosi, mental, dan juga memiliki keterbatasan fisik. Butuh cara khusus merawat mereka agar bisa berkembang dengan baik walaupun tidak akan seperti anak pada umumnya," jelas Psikolog Linda Hartati. (Reporter : Masruroh / Editor : Windy Goestiana)