Lewat Memasak, Anak Bisa Latihan Kontrol Emosi

Konten Media Partner
9 November 2019 17:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi memasak. Gambar oleh Rudy and Peter Skitterians dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memasak. Gambar oleh Rudy and Peter Skitterians dari Pixabay
ADVERTISEMENT
Melatih anak-anak untuk mengontrol emosi memang tak mudah. Tapi lewat memasak, anak bisa membiasakan hidup sehat, berlatih kemandirian, sampai ke tahap mengembangkan sensitivitas mereka.
ADVERTISEMENT
Menurut psikolog Andy Matulessy, orang tua yang rajin mengajak anak memasak bersama bisa melatih anak mengelola emosi dan mempererat bonding.
"Karena kebersamaan orang tua dan anak menjadi bagian penting untuk pertumbuhan emosi dan membangun ikatan emosional antara orang tua dan anak," ungkap Andy, Sabtu (9/11).
Selain itu, kegiatan sederhana seperti memasak dan menghias makanan bersama dapat menjadi peluang munculnya perhatian anak. Karena kegiatan yang dilakukan menyenangkan dan hasilnya bisa dinikmati bersama.
Gambar oleh Andrea Pangilinan dari Pixabay
Momen anak menghafalkan resep, mengenali berbagai macam bumbu, dan kesabaran menunggu masakan matang adalah poin plus mengajarkan anak memasak.
"Jadi anak-anak akan bisa lebih sabar menanti sesuatu. Terus mereka juga bisa menikmati serta menghargai suatu proses tanpa bergantung pada hal-hal instan," kata Andy.
ADVERTISEMENT
Menurut Andy, melakukan kegiatan seperti ini tidak boleh dipaksakan. Sebab, anak juga harus mengisi waktunya untuk mengembangkan bakat dan minat di bidang lain.
"Tapi kalau memang anaknya suka dengan memasak, boleh dilakukan dengan rutin untuk membuat bonding yang kuat antara anak dan orang tua. Sekaligus orang tua menunjukan dukungannya pada minat anak," ungkapnya.
Andy mengatakan, melakukan kegiatan ini alangkah lebih baik jika dilakukan ketika usia anak menginjak empat tahun. Hal itu dikarenakan motorik anak sudah mulai berkembang dan mudah diajak berkomunikasi.
Meski begitu, Andy mengimbau agar para orang tua memperhatikan keamanan anak. Misalnya tidak mengunakan benda-benda tajam dan menyediakan perlengkapan penahan panas.
"Pilih saja menu yang mudah untuk dimasak bersama, agar anak tidak merasa frustasi. Terus jangan terlalu menyalahkan anak saat ia melakukan kesalahan. Kalau bisa orang tua mendukung dan memberikan masukan pada anak," pungkasnya.
ADVERTISEMENT