Mahasiswa ITS Bikin Rompi Pendeteksi Serangan Jantung Koroner

Konten Media Partner
14 Mei 2022 7:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prototipe rompi detektor serangan jantung koroner yang terintegrasi dengan aplikasi di ponsel cerdas buatan tim mahasiswa ITS.
zoom-in-whitePerbesar
Prototipe rompi detektor serangan jantung koroner yang terintegrasi dengan aplikasi di ponsel cerdas buatan tim mahasiswa ITS.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan pada British Medical Journal menyebut bahwa, pekerja yang bekerja pada malam hari memiliki risiko 7 persen terkena serangan jantung, 1,6 persen stroke iskemik, dan 7,3 persen jantung koroner.
ADVERTISEMENT
Melihat kondisi tersebut, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berinisiatif menciptakan rompi pendeteksi serangan jantung koroner sebagai pertolongan cepat tanggap bagi penderitanya.
Rompi berbasis Internet of Things (IoT) dan deep learning yang terhubung dengan aplikasi berbasis ponsel cerdas ini diproyeksikan bekerja meniru proses kerja otak manusia.
Dwisainstia Aponno salah satu anggota tim mengatakan, inovasi ini lahir mengingat fakta bahwa penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian utama di Indonesia.
“Sehingga kami melihat adanya kesempatan untuk membuat alat yang dapat digunakan dan akurat dalam mendeteksi serangan jantung,” ungkap mahasiswi yang akrab disapa Enzy ini, Sabtu (14/5).
Terkait cara kerjanya, Enzy menjelaskan, pengguna akan diberi peringatan melalui smartphone untuk segera melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila terdeteksi adanya indikasi serangan jantung.
ADVERTISEMENT
Pada saat yang bersamaan, kondisi serta lokasi pengguna juga akan dikirimkan ke tenaga medis terdekat, sehingga pertolongan pertama dapat dilakukan secara ringkas dan tepat.
Dengan tetap memperhatikan aspek kenyamanan pengguna, rompi tersebut dirancang dengan beberapa pertimbangan khusus. Bahan dasar rompi sendiri menggunakan kain katun dengan berbagai komponen elektronik yang disematkan pada saku di bagian depan rompi.
Kemudian terdapat lubang pada beberapa sisi sebagai jalur elektroda tempel dan kabel. “Perancangan ini memudahkan tata letak komponen secara fleksibel yang tidak mengganggu aktivitas pengguna,” jelasnya.
Dalam proses pembuatannya, tim melakukan pembagian kerja berdasarkan subsistem alat untuk memastikan keseluruhan sistem dapat bekerja dengan baik. Subsistem yang dibentuk berupa pembacaan sensor dan pembacaan pengguna.
“Setiap anggota merakit komponen sesuai bagian masing-masing dan mengintegrasikan dengan jasa kurir dalam mengirim seluruh komponen,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Proses tersebut kemudian berlanjut dengan pembuatan aplikasi pada smartphone, memberi label pada data, serta melatih kecerdasan buatan yang dilakukan bersama-sama oleh tim secara daring.
Untuk memastikan performa dari algoritma deep learning dalam klasifikasi masukan sinyal jantung, Enzy dan tim melakukan pengujian kepada pengguna dengan berbagai kondisi aktivitas seperti duduk, berjalan, dan berlari.
Dari hasil pengujian, rompi detektor serangan jantung tersebut mampu beroperasi dengan akurasi klasifikasi sebesar 90 persen dan memberikan hasil pembacaan yang baik ketika digunakan saat istirahat ataupun beraktivitas.
“Sehingga keseluruhan sistem mampu mendukung pertolongan cepat tanggap melalui integrasi antara rompi dengan aplikasi,” tambahnya.
Berkat inovasi ini, Enzy dan keempat rekannya Muhammad Cendekia Airlangga, Brilliant Rizqi Haqiqi, Renaka Agusta, dan Izzah Awwalin Khoirun Nisa berhasil menyabet medali emas pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2021 lalu.
ADVERTISEMENT
Ke depan, ia dan tim akan mengembangkan rompi detektor serangan jantung ini melalui modifikasi bagian komponen elektroniknya, sehingga rompi akan mengonsumsi daya yang lebih kecil. “Selain itu, komponen yang digunakan dapat diringkas lagi untuk menekan biaya produksi,” pungkasnya.