Mahasiswa ITS Ciptakan Alat Bantu Berjalan Tegak untuk Pasien Pascastroke

Konten Media Partner
23 Februari 2020 14:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alat ini bisa menopang tubuh pasien pasca untuk stroke untuk berdiri tegak dan belajar berjalan kembali. Foto-foto : Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Alat ini bisa menopang tubuh pasien pasca untuk stroke untuk berdiri tegak dan belajar berjalan kembali. Foto-foto : Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit stroke menempati posisi kedua sebagai penyebab kematian terbanyak. Jumlah orang yang meninggal karena stroke mencapai 6,7 juta jiwa pada 2012.
ADVERTISEMENT
Stroke sendiri merupakan kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat dua hal. Yang pertama karena adanya penyumbatan di pembuluh darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).
Pasien penderita stroke biasanya akan mengalami kesulitan bicara, hingga mengalami kelumpuhan. Jika tidak mendapatkan terapi yang maksimal, hal tersebut akan terus terjadi dan dapat memperburuk keadaan.
Menilik hal itu, Rahma Kurnia Sari, mahasiswa Desain Produk dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, menciptakan sebuah alat terapi untuk membantu pasien pasca stroke saat di rumah.
"Karena saat ini banyak pasien disabilitas pascastroke yang tidak bisa mendapatkan perawatan insentif karena masalah waktu dan biaya. Apalagi produk existing juga belum banyak diterapkan di Indonesia," kata Rahma pada Basra, (20/2).
ADVERTISEMENT
Rahma menjelaskan, jika alat yang diberi nama 'Remedy' ini sangat aman digunakan, karena telah dilengkapi fabric atau pelapis, back support, dan walker untuk membantu menjaga tubuh pasien ketika bersentuhan langsung dengan alat.
"Terus ada set-up exsoskeleton yang dapat disesuaikan dengan gait cycle (keadaan berjalan) masing-masing pasien. Sehingga gerak berjalan yang dihasilkan bersifat custom," jelasnya.
Selain itu, alat yang ciptakan juga dilengkapi remote control untuk membantu gerakan pasien saat latihan. Dimana gerakan tersebut telah diprogram sesuai kebutuhan bantuan gerakan pasien pasca stroke.
Seperti gerakan berjalan, gerakan latihan (menendang, menekuk lutut ke belakang, mengangkat lutut ke arah depan) yang berguna untuk melemaskan otot persendian pasien.
Gerakan jalan ditempat yang berfungsi sebagai pemanasan pada persendian kaki pasien. Terakhir adalah gerakan perpindahan, dari posisi duduk ke posisi berdiri, dan sebaliknya.
ADVERTISEMENT
"Remote control nya ini bisa disesuaikan dengan keadaan pasien. Jadi pasien bisa memilih gerakan mana untuk latihan. Untuk penggunaan awal harus ada pendampingan keluarga atau dari perawat, agar bisa melihat perkembangan pasien," tambahnya.
Rahma mengungkapkan, jika 'Remedy' ini bisa mengangkat beban tubuh pasien dengan kisaran 60-80 kg. Ke depan, pihaknya akan kembali melakukan penelitian untuk mengembangkan kembali inovasinya tersebut.
"Karena sudah ada beberapa rumah sakit yang menawarkan kerja sama. Untuk itu harus ada penelitian lanjutan, agar alat ini lebih sempurna dan siap digunakan. Yang terpenting dapat membantu dan bermanfaat bagi masyarakat," jelasnya.