Mahasiswa ITTelkom Buat Mesin Pengering untuk Budidaya Rumput Laut

Konten Media Partner
27 November 2021 11:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswa ITTelkom Buat Mesin Pengering untuk Budidaya Rumput Laut
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Tim mahasiswa dari ITTelkom Surabaya baru saja menciptakan sebuah inovasi mesin pengering rumput laut.
ADVERTISEMENT
Inovasi tersebut merupakan karya Naufal Ammar Badri, Mochammad Fajar, Alfito De Vaga Mayvanny, Muhammad Faisal Hibatullah, Muhammad Ma’sum Juniyanto, dan Muhammad Arkan Fauzan
Naufal Ammar Badri sebagai ketua tim mahasiswa mengatakan, sebelumnya inovasi ini merupakan bagian dari terobosan yang diberikan dalam kompetisi Innovillage 2021.
Ia menuturkan, inovasi itu dibuat karena saat musim penghujan, para pembudidaya rumput laut di Kampung Rumput Laut Tanjung Sari, Sidoarjo, sulit untuk mengeringkan hasil panen mereka.
"Dengan adanya mesin ini tidak hanya dapat membersihkan rumput laut dari kerang kecil namun juga dapat mengeringkan," kata Naufal, Sabtu (27/11).
Naufal menjelaskan, inovasi ini juga dikontrol oleh sistem menggunakan layar touch screen dengan durasi yang dibutuhkan 10 menit yang nantinya dapat dipersingkat lagi.
ADVERTISEMENT
"Mengenai pengering ini sendiri, masih akan terus dikembangkan melalui riset lebih lanjut dan perlu kerjasama ke depannya apabila dibutuhkan perbaikan," jelasnya.
Sementara itu, Mustofa selaku ketua kelompok kampung rumput laut menyampaikan bahwa alat ini akan sangat berguna untuk menaikkan pendapatan pembudidaya rumput laut nantinya.
“Ini sangat luar biasa karena jujur saja di musim hujan ini kami terkendala mengeringkan rumput laut yang ada. Sementara kami juga telah merambah ke ekspor tidak hanya konsumsi di pabrik dalam negeri," ucapnya.
Melalui alat ini, ia berharap nantinya para petani bisa mengerjakan dua pekerjaan sekaligus tidak hanya membuang kerang-kerang ataupun koral kecil, namun juga bisa dikeringkan dalam waktu bersamaan.
"Terlebih untuk ekspor ini mereka membutuhkan produk yang kering. Para petani antusias dengan alatnya, dan berharap bisa diproduksi massal," tutupnya.
ADVERTISEMENT