Mahasiswa Surabaya Dampingi Petani Gresik Olah Pisang Gagal Matang Jadi Keripik

Konten Media Partner
8 Agustus 2022 7:40 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswa Unusa sedang membuat keripik pisang.
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa Unusa sedang membuat keripik pisang.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) yang ada di Desa Kedamean, Kecamatan Kedamean, Gresik, melakukan pendampingan petani pisang dalam pembuatan keripik pisang. Hal ini dilakukan untuk peningkatan perekonomian masyarakat desa.
ADVERTISEMENT
Para mahasiswa melakukan pendampingan kepada petani pisang Cavendish untuk mengolah sisa pisang yang tidak laku (gagal matang) untuk dijual. Para mahasiswa membantu petani pisang untuk membuat keripik pisang.
"Sebelumnya pisang yang jelek (masuk grade c) dibuang atau ditinggal di kebun, melalui cara ini semua bisa digunakan dan tidak dibuang," ucap petani pisang, H Amin Thohari, Senin (8/8).
Bermodal alat pemotong pisang, mahasiswa Unusa membuat keripik pisang. Produk mereka mulai di pasarkan petani ke toko makanan ringan atau snack di desanya.
"Saya jual pisang tersebut sekilonya hanya Rp 50 ribu, sedangkan biaya produksi hanya Rp 20 ribu, itu untuk membeli gas dan minyak," imbuh Amin.
Salah satu mahasiswa KKN Unusa, Tiara Indrawati Sumarno menjelaskan, para mahasiswa membantu petani pisang seperti Amin Thohari, karena sebelumnya pisang tersebut sering dibuang. Jadi ide itu muncul dari mahasiswa untuk membuat keripik pisang.
ADVERTISEMENT
"Kami mencoba olahan pisang lainnya, ternyata tidak cocok, jadi akhirnya kami membuat keripik pisang tersebut," ucapnya.
Tidak hanya itu, mahasiswa juga mempersiapkan proses pengemasan hingga pemasaran produk tersebut.
"Kami mencoba berbagai cara untuk melakukan pemasaran produk keripik pisang Cavendish melalui media sosial maupun secara langsung," imbuhnya.
Dalam proses pembuatan keripik pisang, mahasiswa Unusa terjun langsung membantu proses produksi serta pengemasan keripik pisang.
"Masyarakat desa lebih memilih pengemasan 1 kg, tapi kami mencoba mengemas melalui 200 gram untuk pemasaran online," tukas Tiara.
Langkah yang dilakukan mahasiswa Unusa, diapresiasi Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng, mahasiswa Unusa telah membantu masyarakat lokasi KKN.
"Jadi langkah yang dilakukan mahasiswa ini bisa dirasakan betul oleh masyarakat desa," tukasnya.
ADVERTISEMENT
Jazidie menambahkan, melalui KKN ini, mahasiswa bisa belajar bagaimana bermasyarakat serta bisa mengatasi permasalahan yang terjadi di sana.
"Ini merupakan kuliah kehidupan yang sebenarnya, jadi terus memberikan manfaat pada masyarakat sekitar," ujarnya.