Marak Isu Penculikan Anak di Surabaya, Pemkot Siagakan Satgas Hingga RT/RW

Konten Media Partner
25 Februari 2020 17:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay
ADVERTISEMENT
Senin (24/2) warga Jalan Karang Rejo Sawah Gang VII Surabaya dibuat geger karena aksi yang diduga percobaan penculikan anak TK/PAUD Al-Amin Surabaya. Meski pada akhirnya Kapolsek Wonokromo Kompol Christopher Adhikara Lebang mengungkap fakta terduga pelaku ternyata mengalami gangguan kejiwaan. Tapi masyarakat harus tetap waspada dengan segala modus yang ada.
ADVERTISEMENT
Berkaitan dengan isu tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menegaskan jika hingga hari ini belum ada kasus penculikan anak yang terjadi di wilayah Surabaya.
"Sampai dengan hari ini belum ada laporan yang masuk tentang penculikan anak," tukas Eko Yudi, Kabid Perlindungan Masyarakat BPB Linmas Kota Surabaya, Selasa (25/2).
Meski belum ada kasus penculikan anak, lanjut Yudi, Pemkot Surabaya tetap melakukan antisipasi. Diantaranya menyiagakan Kasatgas di lingkungan RT/RW.
Selain itu Pemkot Surabaya juga mengoptimalkan layanan command center 112. Apabila masyarakat menjumpai hal-hal yang mencurigakan dapat langsung menghubungi command center 112.
"Media sosial kami juga selalu online sehingga masyarakat juga dapat melapor lewat medsos kami. Kami mengimbau masyarakat untuk tidak panik dalam menyikapi maraknya isu penculikan anak," tegas Yudi.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Antok Handiyono, Kabid Kesejahteraan Keluarga DP5A Kota Surabaya, mengungkapkan jika pihaknya terus melakukan pembinaan terhadap keluarga. Ini penting dilakukan agar keluarga (orang tua) lebih peduli terhadap anaknya.
"Orang tua harus bisa lebih memantau anaknya karena waktu anak yang paling besar berada saat dia di rumah. Membangun komunikasi dengan anak sangat penting untuk mencegah hal-hal negatif pada anak termasuk kasus penculikan anak," jelas Antok.
DP5A, kata Antok, juga gencar melakukan sosialisasi terhadap anak bagaimana menolak ajakan dari orang yang tidak dikenali.
"Anak-anak harus dibekali pengetahuan bagaimana menolak ajakan ataupun pemberian dari orang asing, juga daerah-daerah sensitif anak yang tidak boleh disentuh," tegas Antok.