Masih Ada Pernikahan Dini di Jatim

Konten Media Partner
7 April 2019 7:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gambar oleh matheustorrezan dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Gambar oleh matheustorrezan dari Pixabay
ADVERTISEMENT
Mahkamah Konstitusi telah memutuskan batas minimal usia pernikahan untuk perempuan harus dinaikkan dari sebelumnya 16 tahun. Namun pada kenyataannya praktik pernikahan dini atau di bawah umur masih kerap terjadi. Tak terkecuali di Surabaya.
ADVERTISEMENT
Di Kota Pahlawan ini masih dapat dijumpai praktik pernikahan di bawah umur. Hal ini diungkapkan Dinda Ayu Mutiara, Penanggung Jawab Tim Konseling Sebaya Jawa Timur.
''Kami memang tidak memiliki data secara pasti angka pernikahan dini yang terjadi di Surabaya, namun dari komunitas Sebaya sudah ada yang menikah dini,'' tegas Dinda kepada Basra (6/4).
Dinda lantas mengungkapkan ada banyak resiko yang muncul dengan adanya pernikahan dini, salah satunya kematian ibu saat melahirkan.
''Perempuan yang menikah di bawah 18 tahun berisiko meninggal saat bersalin. Itu karena perempuan belum siap fisiknya untuk hamil dan melahirkan. Tidak hanya berbahaya bagi sang ibu, sang anak juga bisa meninggal selama persalinan,'' jelasnya.
Berangkat dari fenomena tersebut, pihaknya terus gencar melakukan edukasi tentang bahaya pernikahan dini. Edukasi ini menyasar sekolah-sekolah.
ADVERTISEMENT
''Jadi kami cukup aktif berkunjung ke sekolah-sekolah jenjang SMA, mengampanyekan bahaya pernikahan dini. Kami aktif menyasar anak-anak usia SMA karena di usia tersebutlah paling banyak terjadi pernikahan dini,'' papar Dinda.
Pernikahan dini, kata Dinda, terjadi karena banyak faktor mulai dari salah pergaulan hingga perjodohan dengan latar belakang masalah ekonomi. Namun saat ini yang paling banyak dijumpai adalah kasus pernikahan dini imbas salah pergaulan.
''Pacaran kebablasan sehingga perempuannya hamil, mau tidak mau ya harus melakukan pernikahan. Ini yang paling banyak kami jumpai di kalangan remaja saat ini,'' tukasnya.
Selain gencar melakukan edukasi dengan terjun langsung ke sekolah-sekolah, Sebaya juga aktif berkampanye lewat media sosial.
Dukung Program 'You and Me'
Sebaya Jatim memang cukup getol melakukan edukasi bahaya pernikahan dini yang menyasar remaja. Namun Sebaya Jatim juga turut mendukung pelaksanaan program 'You and Me' yang dilakukan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI).
ADVERTISEMENT
Dijelaskan Dinda, program 'You and Me' merupakan program edukasi tentang seks sejak usia dini. Program ini menyasar anak-anak usia dini, PAUD misalnya.
''Lewat program ini kami mengedukasi anak-anak perempuan tentang seksualitas, area-area di tubuh yang tidak boleh dipegang orang lain,'' ungkap Dinda.
Karena yang disasar merupakan anak-anak usia dini maka media boneka dipakai saat edukasi dilakukan.
''Dengan media boneka fasilitator kami menunjukkan kepada anak-anak mana area-area tubuh yang tidak boleh dipegang orang lain,'' tukas Dinda. (Reporter : Masruroh / Editor : Windy Goestiana)