news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Melihat Kawasan Kembang Jepun 30 Tahun Mendatang Lewat Desain

Konten Media Partner
21 November 2022 15:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: Amanah Nur Asia/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Amanah Nur Asia/Basra
ADVERTISEMENT
Puluhan mahasiswa Architecture UK Petra, Indonesia bersama mahasiswa Silpakorn University, Thailand, mengadakan pameran bertajuk Projecting Cities, Bangkok and Surabaya.
ADVERTISEMENT
Dalam pameran tersebut, terdapat 14 desain kawasan bentuk maket dan gambar untuk kawasan Pecinan Talad Noi di kota Bangkok, dan Kembang Jepun, Surabaya.
Angelina Cathleen Hendrata, mahasiswa UK Petra ini mendesain kawasan Kembang Jepun, Surabaya untuk 20 tahun ke depan. Dalam desainnya, Cathleen menambahkan hotel, warehouse yang bisa digunakan untuk office berbeda.
"Unsur heritage-nya kita enggak runtuhkan. Tapi kita berusaha masukkan yang lain. Misalnya di dekatnya kawasan heritage itu kita tambahkan hotel sampai warehouse. Unsur lokalnya juga tetap kita masukkan dengan memberikan wadah bagi para UMKM untuk menarik pengunjung," tuturnya pada Basra, Senin (21/11).
Sementara itu, Rully Damayanti, Ph.D., selaku dosen UK Petra penanggung jawab acara., mengatakan, para mahasiswa dua negara ini mulai mengerjakan proyek bersama selama satu semester gasal 2022/2023. Fokusnya mengangkat mengenai revitalisasi kawasan Pecinan di kota Bangkok dan Surabaya
ADVERTISEMENT
Foto: Amanah Nur Asia/Basra
"Ini merupakan kawasan budaya yang bersejarah bagi penduduk keturunan China. Menggeliat kembali setelah menjadi area perdagangan dan fasilitas kreatif bagi turis. Desain para mahasiswa cukup beragam, yang jelas mereka tetap mempertahankan karakter asli kawasan Pecinan serta menambahkan potensi aktivitas industri kreatif," kata Rully, Senin (21/11).
Ia menambahkan, untuk target di Surabaya adalah Kembang Jepun. Dalam desain-nya mahasiswa tetap menjaga bangunan cagar budaya dan tak lupa mengkombinasikan dengan bangunan dengan aktivitas yang lebih modern.
"Tujuannya agar kawasan tersebut lebih hidup dan tidak menjadi kawasan mati saat malam hari. Strateginya mengangkat karakter budaya Pecinan seperti bentuk atap, masa bangunan dan arsitektur-nya. Dilengkapi fasilitas seperti museum, co-working space, dan pasar modern," jelasnya.
Rully berharap, adanya desain dari mahasiswa ini bisa diimplementasikan oleh pemerintah untuk menarik para turis.
ADVERTISEMENT
"Kami berusaha untuk bekerja sama dengan dinas terkait untuk mewujudkan kawasan wisata yang sempurna 20-30 tahun ke depan. Sehingga banyak wisatawan yang datang ke sini," tukasnya.