Mengenal Marselino, Top Skor Timnas U-16 yang Rendah Hati

Konten Media Partner
16 Desember 2019 8:10 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marselino Ferdinan, Timnas U-16 Indonesia. Foto : Windy Goestiana/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Marselino Ferdinan, Timnas U-16 Indonesia. Foto : Windy Goestiana/Basra
ADVERTISEMENT
Ajang Piala Asia (AFC) U-16 2020 baru akan dihelat pada 16 September - 3 Oktober di Bahrain tahun depan. Penampilan gemilang dari Timnas U-16 berhasil mengantarkan Indonesia menjadi satu-satunya perwakilan Asia Tenggara di Piala Asia tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Dari empat laga penyisihan grup G yang diikuti, Timnas asuhan pelatih Bima Sakti ini menang tiga kali dan sekali draw. Yang lebih hebat, Timnas U-16 Indonesia berhasil mencetak 27 gol dan hanya kebobolan satu gol.
Marselino Ferdinan, gelandang serang Timnas U-16 dari Surabaya ini jadi sosok penting karena menjadi top skor nomor dua dengan koleksi tujuh gol.
Di top skor teratas ada nama pemain Tajikistan, Abdulfatohi Khudoidodzoda yang mencetak delapan gol.
Saat Basra menemui Marselino di sekolahnya SMP Negeri 4 Surabaya, dia sedang mengikuti pertandingan sepak bola di halaman sekolah. Saat itu Marselino diminta guru olahraganya untuk menjadi penjaga gawang saja.
"Saya enggak boleh jadi pemain serang, katanya takut kalau jatuh atau terjadi apa-apa. Karena saya bakal masuk camp (persiapan Tim U-16 2020) lagi," kata Marselino pada Basra (5/12).
ADVERTISEMENT
Meski telah menjadi 'bintang lapangan' tapi Marselino selalu bersikap ramah pada teman-temannya. Sikap ini tampak dari caranya melayani permintaan foto adik-adik kelas yang jadi penggemarnya.
"Orang tua saya, kakak saya, selalu ingatkan saya untuk enggak boleh sombong. Keberhasilan saya bikin gol itu bukan karena usaha saya sendiri. Ada umpan dari teman yang bagus, ada masukkan dari pelatih, ada teman yang menghalangi lawan merebut bola, itu semua kerjasama tim. Gol itu keberuntungan saya aja, kalau enggak ada teman, itu enggak mungkin terjadi," kata Marselino yang mulai bermain bola sejak usia TK.
Meski Piala Asia 2020 masih akan dilaksanakan delapan bulan lagi, tapi adik dari pemain Persebaya Oktafianus Fernando ini tak ingin leha-leha.
ADVERTISEMENT
Pada Senin (15/12) Marselino kembali masuk ke pusat latihan. Bungsu dari empat bersaudara ini bercerita, saat di camp dia harus tertib bangun jam 5 pagi, lalu mengikuti latihan intensitas tinggi mulai jam 7 pagi. Sebelum sesi latihan, Marselino dkk akan menghabiskan sereal atau roti, dan susu sebagai sarapan.
"Setelah sarapan ringan lalu latihan 1,5 jam. Setelah itu baru makan berat seperti sayur dan daging-dagingan. Pantangannya kami enggak boleh makan sambal, gorengan, dan kerupuk. Katanya supaya enggak gampang sakit," kata Marselino.
Selepas makan berat, sekitar jam 9 pagi - 12 siang, Marselino dkk akan istirahat dan diizinkan mengecek ponsel mereka. Tepat jam 12 siang ponsel akan dikumpulkan lagi supaya mereka bisa istirahat siang.
ADVERTISEMENT
"Nanti jam 3 sore ponselnya dikasih lagi ke kami sampai malam, karena latihan hanya pagi hari," kata Marselino yang pernah menjalani pertandingan di Thailand, Malaysia, dan Qatar ini.
Saat diizinkan untuk melihat ponsel itulah Marselino mengecek update dari kelasnya di grup WhatsApp. Apakah ada tugas di hari itu, apakah ada topik baru yang dibahas.
"Saya dapat kelonggaran untuk dapat tugas susulan. Tapi saya selalu tahu ada kabar apa saja dari sekolah. Guru-guru juga sering
mengirim materi pembelajaran supaya enggak terlalu ketinggalan," kata Marselino yang demi pertandingan pernah izin selama 1,5 bulan ini.
Di sela waktu luangnya selama di camp, Marselino mengisinya dengan menambah latihan sit-up dan push-up. Menurut remaja usia 15 tahun ini, menjaga stamina adalah hal penting agar daya tahan tubuh tidak kedodoran di babak kedua pertandingan.
ADVERTISEMENT
Menurut Marselino, laga Timnas U-16 Indonesia di final Piala AFC U-16 di Bahrain sangat menentukan perjalanan karir sepakbola Indonesia. Pasalnya, tim yang lolos ke semifinal berhak atas tiket Piala Dunia U-17 2021. Semangat!