Mengenal Vaginismus, Gangguan Otot yang Picu Rasa Takut Berhubungan Seksual

Konten Media Partner
23 November 2021 11:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Vaginismus adalah satu kondisi di mana otot-otot vagina tegang dan penetrasi sulit dilakukan. Hal ini biasanya membuat perempuan merasa nyeri dan trauma untuk melakukan hubungan seksual.
ADVERTISEMENT
Dr. dr Eighty Mardayani, K, dr. SpOG (K), menuturkan, jika Kondisi ini memang tidak membahayakan secara medis. Hanya saja dapat berdampak pada keutuhan rumah tangga.
Menurutnya, vaginismus kerap dikaitakan dengan masalah psikologi dan rasa takut dari perempuan. Padahal rasa takut dan vaginismus merupakan dua hal yang berbeda.
"Kalau rasa takut saat dinetralisir, rasa takutnya akan hilang. Tapi kalau vaginismus meskipun sudah dinetralisir, baik upaya dari istri maupun suami tidak bisa hilang," tuturnya, Selasa (23/11).
Dr. Eighty menjelaskan, jika kondisi vaginismus diklasifikasikan menjadi dua tipe. Yakni vaginismus primer, dimana penetrasi vagina tidak pernah tercapai.
"Untuk vaginismus primer, kekakuan otot-otot di dinding vagina terjadi dengan sendirinya. Meski sudah berusaha perempuan tidak bisa dan tidak mampu membuat otot vaginannya rilesks, karena secara alami, otot di dinding vaginanya menolak dan penetrasi tidak bisa dilakukan sama sekali," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Kedua adalah vaginismus sekunder. Yakni penetrasi pernah terjadi namun sulit dilakukan lagi. Biasanya disebabkan oleh beberapa faktor seperti operasi ginekologi, trauma atau pengaruh radiasi.
"(Vaginismus sekunder) penyebabnya bisa datang dari ketakutan yang muncul pasca trauma atau kejadian tidak menyenangkan yang terjadi di fase hubungan sebelumnya," tambahnya.
Terkait gejala yang mungkin timbul saat seseorang mengalami vaginismus di antaranya, rasa tidak nyaman saat penetrasi, merasakan nyeri saat hendak berhubungan seks, hubungan intim yang terasa menyakitkan, hingga si perempuan merasakan sensasi rasa panas saat penetrasi dilakukan.
Untuk itu, Dr. Eighty menyarankan, bagi para perempuan yang mengalami gejala tersebut agar melakukan konsultasi dengan dokter.
"Karena penyebab dan cara penanganan yang berbeda, perempuan yang mengalami kondisi vaginismus harus berkonsultasi dengan dokter kandungan agar segera bisa ditangani," pungkasnya.
ADVERTISEMENT