Mengenal Yorie, Seniman Efek Asal Surabaya yang Sukses di Amerika

Konten Media Partner
3 November 2019 6:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yorie Kumalasari, effects artist dari Surabaya yang bekerja di Dreamworks Animation di Amerika Serikat. Foto-foto : Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Yorie Kumalasari, effects artist dari Surabaya yang bekerja di Dreamworks Animation di Amerika Serikat. Foto-foto : Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Surabaya patut bangga, ada salah satu warga kota ini yang bisa berkarya di industri perfilman Amerika Serikat. Namanya Yorie Kumalasari, alumnus dari Universitas Surabaya (Ubaya) yang sejak tahun 2007 mulai meniti karir sebagai seniman efek visual atau effects artist di banyak perusahaan ternama seperti The Mill, Walt Disney Animation, Digital Domain, Framestore, Psyop, dan Dreamworks Animation!
ADVERTISEMENT
Ikuti wawancara Basra bersama Yorie yang dilakukan melalui email pada Sabtu 2 November 2019.
Bisa diceritakan bagaimana awal Anda berkecimpung di bidang efek film? Apakah memang mengambil kuliah jurusan tersebut?
Awalnya saya mengambil jurusan Teknik Informatika di Ubaya. Lalu saya melanjutkan kuliah S2 di New York University dengan jurusan Digital Imaging and Design. Saya mengambil jurusan ini karena saya ingin belajar sesuatu yang kreatif tetapi masih berhubungan dengan jurusan S1 saya. Di sinilah saya baru mengenal dan mempelajari 3D animasi (atau visual effects) dan mulai tertarik di bagian khusus efek-efek seperti membuat api, air, magic, asap, destructions, dll. Awalnya saya memakai program Maya, lalu Softimage XSI dan sekarang Houdini SideFX.
ADVERTISEMENT
Sejak kapan hidup dan berkarir profesional di Amerika?
Saya mulai tinggal di Amerika Serikat tahun 2005, untuk sekolah S2. Setelah lulus pada tahun 2007 baru saya mulai mencari kerja di visual effects company.
Yorie saat mengerjakan visual efek film How to Train Your Dragon 'The Hidden World'.
Ceritakan bagaimana bisa bergabung di Dreamworks Animation? Apakah ini pengalaman pertama bergabung di studio besar atau sudah pernah sebelumnya?
Setelah lulus S2, saya mendapat pekerjaan di visual effects company yang bernama The Mill di New York. Mereka fokus mengerjakan high end tv commercials and music videos. Di The Mill New York, saya mulai kerja sebagai 3D generalist, jadi saat itu saya belum fokus di sebagai effects artist. Kemudian pada tahun 2010, saya pindah ke The Mill di Los Angeles, dan kira-kira setelah 3 tahun di sana saya baru mulai fokus menjadi 3D effects artist.
ADVERTISEMENT
Setelah itu saya mulai mencoba freelance di beberapa perusahaan visual effects di Los Angeles yang fokusnya di perfilman. Saya sempat bekerja di Walt Disney Animation dan ikut dalam proyek film Moana, lalu bergabung di Digital Domain, Framestore, Psyop, dan masih banyak lagi. Sampai akhirnya di tahun 2018 saya bekerja di Dreamworks Animation.
Sikap dan keahlian apa yang perlu dimiliki seseorang agar bisa dipercaya di industri film bergengsi di Amerika?
Selalu humble, good team player, bisa terima kritikan dengan baik, selalu belajar untuk meningkatkan keahlian (baik dari belajar sendiri atau dari teman kerja), tidak meremehkan orang lain, respectful to everybody, dan sopan.
Bila ada yang ingin berkarir di industri film animasi Amerika, tahapan apa yang perlu disiapkan sampai akhirnya melamar posisi tersebut?
ADVERTISEMENT
Yang pasti untuk pertama, harus belajar 3D dengan baik, pilih software apa yang mau digunakan, bidang 3D apa yang digemari dan fokus di situ. Lalu, cobalah buat portfolio atau reel, dan meminta pendapat dari 3D proffesional hingga akhirnya bisa percaya diri untuk melamar kerja. Tapi juga jangan menyerah kalau tidak dapat, coba terus dan selalu update portfolio atau reel-nya dengan project terbaru.
Yorie (kiri-jongkok) bersama Trolls team.
Ceritakan apa saja tantangan dan keasyikan dalam membuat visual effects?
Setiap film, tipe dan style effects-nya berbeda, jadi kita harus mencoba dan inovasi cara-cara yang baru untuk mengerjakannya. Terkadang kita juga harus menggunakan teknologi yang baru yang kita belum pernah pakai dan harus belajar mulai awal lagi.
Sering sekali dalam proses membuat film, ide-ide itu bisa berubah, (bisa dari sutradaranya, atau dari produser, art director, dll), jadi sering juga pekerjaan yang kita kerjakan beberapa minggu atau beberapa bulan, tidak jadi atau batal dipakai dan harus ulang dari awal lagi. Jadi sudah biasa, kalau kerjaan kita tidak jadi masuk film dan tidak bisa ditunjukkan ke publik.
ADVERTISEMENT
Membuat effects itu, biasanya memakan waktu lama. Satu film animasi bisa membutuhkan 6-8 bulan, untuk mengerjakan bagian effects saja. Total waktu untuk mengerjakan satu film animasi bisa-bisa sampai 5 tahun dari awal sampai akhir. Mulai dari membuat ceritanya sampai akhirnya tayang di bioskop.
Karena ide dan style-nya film selalu berubah, challenge-nya juga berbeda-beda, jadi tidak bosan mengerjakan yang sama terus menerus. Melihat hasil karya kita tampil di bioskop dan tv, sangat membanggakan sekali, apalagi kalau keluarga atau teman juga menikmati :)
Film apa saja yang pernah Anda bantu pembuatan efeknya?
Abominable (2019), How to Train Your Dragon: The Hidden World (2019), Hotel Artemis (2018), The Fate of The Furious / Fast and The Furious 8 (2017), Power Rangers (2017), Moana (2016), All I see is You (2016), Snow White and The Huntsman (2012).
ADVERTISEMENT
Sekarang saya sedang mengerjakan Trolls 2 atau Trolls World Tour yang akan tayang tahun 2020.
Bagaimana cara kerja para effects artist dalam sebuah pembuatan film? Apakah dibagi dalam tim dan scene khusus? Lalu seperti apa alur pembuatan filmnya hingga bisa tayang di bioskop?
Setiap effects artists diberikan shot-shot khusus yang sudah dijadwal oleh head of effects dan produser atau production supervisor. Artist juga bisa me-request shot-shot apa yang diinginkan.
Lalu head of effects akan memilih shot-shot mana yang cocok untuk setiap artist, karena tiap artist ada keahliannya masing-masing. Ada yang pintar mengerjakan api, atau air, magic, destructions dan lain-lain.
Setiap sequence (kumpulan shot-shot) ada lead effects-nya juga. Setelah mendapatkan shot-shot yang ditugaskan, effects artist akan merencanakan dan melapor ke masing-masing lead-nya, yang kemudian akan di-approve oleh head of effects. Setelah itu, shot kita harus di-approve oleh VFX Supervisor dan Art Director. Akhirnya barulah ditunjukkan ke director atau sutradara film.
ADVERTISEMENT
Bagaimana jam kerja para effects artist di Amerika? Apakah sama seperti karyawan umum 8 jam sehari ataukah tak mengenal waktu (terutama bila sedang deadline)?
Menurut pengalaman saya, Dreamworks memiliki jam kerja yang terbaik. Jam normal kerja mulai dari jam 9 pagi sampai jam 6 sore (termasuk satu jam makan siang). Kadang-kadang saya lembur, tapi jarang sekali dan saya kadang juga bisa melanjutkan kerja di rumah dengan menggunakan VPN (Virtual Private Network).
Tetapi di perusahaan lain, banyak sekali jam lemburnya. Jam normal ada yg dari jam 9-7 malam dan banyak lembur hingga total kerja 60 jam seminggu (tidak termasuk jam makan siang/malam). Banyak teman kerja saya, bisa bekerja sampai 70-80 jam seminggu, terutama untuk mengerjakan film-film live action seperti film Marvel.
Yorie bersama sosok Shrek yang populer.
Dulu sempat ada isu kalau honor seorang aktris berbeda dengan aktor, begitu juga para penulis naskah perempuan dan laki-laki. Apakah ketimpangan tersebut juga berlaku di profesi Anda?
ADVERTISEMENT
Probably. Saya tidak punya bukti yang kuat tentang ini, tapi saya pernah merasa disepelekan sebagai effects artist karena saya perempuan. Biasanya yang berprestasi sebagai effects artists itu kebanyakan laki-laki. Kira-kira setelah 6 tahunan bekerja di bidang visual effects, saya baru bisa menjadi dan dianggap serius sebagai effects artist. Sekarang di Dreamworks Animation, hanya ada 3 perempuan di department effects ini, dan ada lebih dari 30 laki-laki.
Adakah kebiasaan baik para karyawan dan (mungkin) atasan di Dreamworks Animation yang bisa dipraktikkan di Indonesia? Mungkin tentang kebersihan, disiplin, atau etos kerja?
Everyone here is very respectful to each other. Atasan atau kepala departemen sangat percaya sama dengan keahlian teamnya, jadi karyawan bisa relax dan tidak perlu stres karena harus membuktikkan diri setiap hari. Atasan di sini tidak terlalu peduli kalau karyawan datang terlambat, atau pulang cepat, yang penting karyawan kerjanya selesai dan bermutu, lalu hadir dalam meeting, dll.
ADVERTISEMENT
Kampus atau kantor Dreamworks ini sangat indah dan bersih. Jadi karyawan senang kalau datang ke kantor (tidak merasa sumpek). Banyak juga acara-acara khusus yang diadakan untuk menyenangkan karyawan seperti team outings, games at work, special treats (walaupun kita sudah dapat makan pagi dan siang gratis setiap hari), hadiah-hadiah kecil, dll. Dreamworks juga menyediakan kelas yoga dan meditasi gratis beberapa kali seminggu, Jadi karyawan merasa sangat dihargai.
Bagaimana Anda mengatur waktu dan peran sebagai seorang istri, ibu, dan effect artist?
Saya dan suami, kita sama-sama bekerja full time dan tidak ada keluarga yang tinggal di dekat kami. Kami juga tidak punya pembantu atau nanny. Maka semua harus dikerjakan dan diatur sendiri. Oleh karena itu, saya dan suami saling membantu dengan urusan rumah dan anak, dan juga kerja. Kalau tidak bagi tugas, bisa amburadul! :) Mulai dari masak, cuci piring, pakaian, mengantar dan jemput anak, walk the dog, dll punya tugas sendiri-sendiri. Kalau mau berhasil dalam karir dan rumah tangga, maka kita harus kerja sama.
ADVERTISEMENT