news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menjelajah Kota Pahlawan dalam Tur Virtual 'Wajah-wajah Surabaya'

Konten Media Partner
18 Juli 2021 12:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tangkapan layar tur virtual 'Wajah-wajah Surabaya'
zoom-in-whitePerbesar
Tangkapan layar tur virtual 'Wajah-wajah Surabaya'
ADVERTISEMENT
Memperbincangkan Surabaya tak akan lepas dari kisah-kisah heroik pada kurun November 1945. Namun jika ditelusuri lebih jauh, sesungguhnya ibukota Jawa Timur ini memiliki banyak sisi menonjol lain yang dapat mewakili figur kota, sekaligus berpotensi sebagai wisata sejarah. House of Sampoerna, melalui Surabaya Heritage Track, membawa warga Surabaya untuk menyelami Surabaya dalam balutan budaya khas Arek, semangat pergerakan arek-arek Suroboyo yang multikulural, serta identitas lainnya yakni sebagai kota pendidikan, perdagangan dan pelabuhan, dalam enam rangkaian tur bertajuk “Wajah-wajah Surabaya”.
ADVERTISEMENT
"Rangkaian tur 'Wajah-wajah Surabaya' kini dikemas secara virtual, dan pada kesempatan ini House of Sampoerna mengajak warga Surabaya menyambangi sudut-sudut kota bersama tur Surabaya Kampung Metropolitan dan Kampung dari Seberang," kata Rani Anggraini, Manager House of Sampoerna, Minggu (18/7).
Lebih lanjut dituturkan Rani, tak dapat disangkal sebagai metropolitan terbesar kedua, Surabaya telah bergeliat jauh sebelum kolonialisasi Belanda. Keberadaan sungai Kalimas, yang juga muara bagi sungai Brantas, memberikan keuntungan tersendiri secara geografis, dimana perkampungan awal terbentuk dan tumbuh linier mengikuti bentang aliran sungai.
"Sebut saja Keraton Surabaya yang berpusat tak jauh dari Kalimas, dengan kampung-kampung kecil penopang yang juga tersebar di sekitar kawasan sungai tersebut. Seperti Peneleh, Maspati, Carikan, Plampitan, Bubutan maupun Ketandan yang hingga kini masih dapat dinikmati keberadaanya sebagai wujud preservasi kota," jelas Rani.
ADVERTISEMENT
Letak geografis yang strategis pula, kata Rani, telah menjadikan Surabaya di masa lalu sebagai daya tarik bagi pelaut asing dari Arab, Gujarat, China, juga Eropa untuk berniaga dan akhirnya bermukim serta membentuk komunitas. Tak ayal jejak budaya, baik dari segi tradisi maupun arsitektural, yang juga mendapat pengaruh dari pemberlakuan sistem segregasi wilayah di masa kolonial, hingga kini masih dapat ditemukan tersebar di sisi utara dan memperkaya warna Surabaya.
Kali ini tur secara virtual tersebut dibagi dalam dua sesi yakni, Surabaya Kampung Metropolitan, dan sesi kedua Kampung dari Seberang.
"Program berbentuk tur virtual yang sudah diselenggarakan sejak Mei 2020 ini dapat dinikmati oleh masyarakat sebagai alternatif berwisata yang dapat dilakukan dari mana saja melalui gawai," pungkas Rani.
ADVERTISEMENT