Menpora Mulai Sosialisasi Perpres DBON di Jatim, UNESA Siapkan Lab Anti-Doping

Konten Media Partner
20 November 2021 5:49 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menpora Mulai Sosialisasi Perpres DBON di Jatim, UNESA Siapkan Lab Anti-Doping
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Universitas Negeri Surabaya kembali dipercaya menjadi tuan rumah dalam sosialisasi Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (Perpres DBON) yang diselenggarakan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) di Hotel Double Tree Hilton, Surabaya pada Jumat, 19 November 2021.
ADVERTISEMENT
DBON tengah disosialisasikan pemerintah di 10 provinsi yang menjadi sentra olahraga nasional, salah satunya Jawa Timur.
Pada kesempatan tersebut, sebagai tuan rumah, Rektor UNESA Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., menyatakan, UNESA selalu berkomitmen dan siap menjadi mitra dalam mendukung dan menyukseskan baik sosialisasi maupun implementasi DBON. Bentuk dukungan itu mulai dari sumber daya manusia berupa pelatih maupun pakar-pakar terbaik yang dimiliki UNESA.
Sebagai catatan, pelatih UNESA banyak berkontribusi dalam membawa para atletnya mengantongi emas di berbagai ajang olahraga nasional, regional, bahkan skala internasional.
Yang terbaru misalnya, empat pelatih UNESA mampu membawa anak asuhnya naik di podium juara dan berhasil menyumbang beberapa medali untuk kontingen Jawa Timur pada Peparnas XVI Papua beberapa hari lalu.
Selanjutnya, dukungan dalam bentuk sarana dan prasarana. UNESA memiliki laboratorium olahraga hampir untuk semua cabang olahraga yang dipertandingkan di tingkat nasional maupun dunia. Ada lagi sport science dan masih banyak lagi. “Untuk pembinaan atlet, puslatdanya di UNESA,” jelas pria yang disapa Cak Hasan itu.
ADVERTISEMENT
Tak cukup sampai di situ, Cak Hasan juga menyampaikan kalau pihaknya dan Menpora sudah membicarakan terkait pembangunan Laboratorium Anti Doping di UNESA.
Sehingga nanti, tidak lagi ada persoalan doping terhadap para atlet tanah air yang berlaga di level internasional. “Gedungnya kami sudah punya, dan isinya nanti akan diisi oleh Pak Menpora,” ujar Nurhasan. “Intinya UNESA selalu mendukung dan siap kapan pun untuk meningkatkan kualitas dan prestasi olahraga Indonesia,” tandasnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si., menerangkan bahwa Jawa Timur tengah melakukan identifikasi cabor-cabor olimpiade guna melakukan penguatan untuk para atlet dan pelatih. Salah satu cabor unggulan Jatim adalah panahan yang selama sepuluh kali penyelenggaraan PON selalu menjadi juara umum.
ADVERTISEMENT
Itu merupakan potensi yang luar biasa yang nantinya bahkan bisa menjadi cabor unggulan Indonesia di ajang olahraga internasional.

Pusat Pembibitan Atlet Cabor Olimpiade dan Paralimpiade

Jatim juga tengah menyiapkan tempat pembibitan bagi atlet cabor-cabor olimpiade. “Kami sudah punya lahan, sudah kami siapkan, tinggal nanti dipusatkan di mana untuk cabor ini dan di mana untuk cabor itu,” tukasnya.
Dia percaya, talenta olahraga Jawa Timur sangat melimpah dan bisa mencatatkan rekor dan prestasi terbaik di tingkat olimpiade atau paralimpiade. “Ini adalah sosialisasi yang strategis dan positif baik bagi atletnya, pelatihnya dan prestasi olahraga nasional kita,” ujarnya.
Dalam pengarahannya, Menpora RI, Dr. H. Zainudin Amali, S.E., M.Si, mengungkapkan bahwa DBON yang disosialisasikan tersebut yaitu hingga 100 tahun umur kemerdekaan Republik Indonesia 2045. Ia memaparkan bahwa alasan dibalik hadirnya DBON yaitu atas instruksi Presiden Joko Widodo. Beberapa waktu lalu, Joko Widodo memerintahkan kepada Menpora untuk meningkatkan prestasi olahraga Indonesia, salah satunya dengan menyempurnakan cara dan ekosistem olahraga nasional.
ADVERTISEMENT
“Perintah langsung dari atas yaitu mereview total tata kelola dan ekosistem olahraga dari hilir ke hulu,” terangnya. Itu beralasan, secara jumlah penduduk, Indonesia berpotensial memiliki jutaan talenta di berbagai daerah. Jika masih kurang. Bisa jadi itu cara perekrutan dan pembinaannya masih kurang tepat.

Dari kebugaran dan prestasi ke peningkatan ekonomi

Tujuan dari DBON itu sendiri untuk meningkatkan budaya olahraga masyarakat atau umumnya membugarkan masyarakat. Ia ungkapkan, hasil survei tingkat kebugaran masyarakat Indonesia sangat rendah. Orang Indonesia hanya bergerak rata-rata 3.500 kali, padahal standarnya 7.000 langkah. “Bagaimana mau berprestasi, sementara kita malas bergerak, kita gak bugar, intinya kan kebugaran ke prestasi,” tukasnya.
Kedua, untuk meningkatkan kapasitas, sinergitas dan produktivitas olahraga prestasi nasional. Target ke depan, adalah olimpiade dan paralimpiade, sementara Asian Games atau Sea Games hanya sebagai perantara. “Kelihatannya sudah, tetapi, kalau kita kerja keras dan kolaborasi serta fokus, pasti bisa kok, semua ada hitung-hitungannya,” tandasnya optimis.
ADVERTISEMENT
Ketiga, untuk memajukan perekonomian nasional berbasis olahraga. Indonesia banyak potensi olahraga rekreasi. Tiap daerah punya potensi itu. Bagi para penikmat seperti arum jeram dan lain sebagainya tinggal memilih. Hanya saja itu semua belum dikelola dengan baik dan maksimal. Dia berharap kepada Pemda untuk menaruh pehatian pada potensi yang masih terbungkus rapi tersebut agar dikembangkan dan dikelola untuk meningkatkan ekonomi di daerah-daerah.

Jatim Pusat Industri Olahraga

Cakupan desain besar olahraga tersebut, yaitu olahraga rekreasi, olahraga pendidikan, olahraga prestasi dan industri olahraga (wisata olahraga). Jawa Timur termasuk daerah tempat berkembangnya industri olahraga. Dia mendorong Jawa Timur untuk terus mengembangkan potensi-potensi yang ada, termasuk industri olahraga yang mampu mendorong terwujudkan prestasi di tingkat internasional. “Kalau kita serius dan komitmen, saya percaya, target Indonesia pada olimpiade dan paralimpiade ke depan akan tercapai. Kita bisa cetak para juara,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sosialisasi tersebut dihadiri jajaran Menpora, Pemprov Jatim, Pemkot Surabaya, Pimpinan dan pakar UNESA, para ketua cabor, jajaran federasi dan organisasi olahraga Jawa Timur dan para atlet yang tergabung dalam organisasi dan federasi olahraga Jawa Timur. Selain itu juga ada DPRI pusat hingga provinsi. Pada sesi inti, para peserta menerima materi sosialisasi dari para pakar.