Mudahkan Pasien Isoman Cek Oksigen, Mahasiswa Undika Buat Alat Oxymeter Online

Konten Media Partner
11 Maret 2022 10:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mudahkan Pasien Isoman Cek Oksigen, Mahasiswa Undika Buat Alat Oxymeter Online
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Saat pandemi COVID-19, para tenaga kesehatan perlu melakukan pemeriksaan saturasi oksigen secara berkala kepada pasien yang terpapar virus.
ADVERTISEMENT
Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk mengetahui kondisi seseorang apakah sedang kekurangan oksigen atau tidak. Untuk melakukan pemeriksaan tersebut, biasanya nakes menggunakan alat oxymeter.
Berlatar belakang hal itu, Rizky Hadi Saputra, mahasiswa S1 Teknik Komputer Universitas Dinamika (Stikom) Surabaya berinovasi membuat alat monitoring saturasi oksigen melalui online.
Dengan alat ini, para kerabat atau keluarga pasien yang melakukan isoman (isolasi mandiri) di rumah bisa memantau sendiri saturasinya.
“Selain itu, alat ini juga bisa digunakan para nakes untuk memantau pasien COVID-19 dari jarak jauh,” ucapnya, Jumat (11/3).
Rizky menjelaskan, bahwa inovasinya ini sudaj tersambung dengan sistem online yang bisa dikunjungi di website monitoringsaturasi.online .
“Saat pasien memasukkan jarinya ke dalam alat saturasi ini, maka hasilnya akan ditampilkan di layar dan juga di website tersebut,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam proses pembuatannya, alat yang memiliki panjang 8,4 cm dan lebar 3 cm ini dibuat dengan memanfaatkan teknologi 3D printing dan dilengkapi bahan-bahan Wemos D1 Mini sebagai microcontroler serta wifi Max30102 sebagai sensor eksimetri saturasi oksigen (Sa02).
Selain itu, alat ini juga dilengkapi dengan Oled 0.96 inc yang berfungsi untuk menampilkan hasil di layar serta Buzzer sebagai penanda jika hasil saturasi di bawah 90.
“Agar bekerja, alat saturasi ini harus disambungkan ke powerbank atau batere internal sebagai daya untuk menyalakan alat secara otomatis,” tuturnya.
Setelah itu, pasien bisa langsung memasukkan jari dan mendekatkan pada sensornya, lalu menunggu sekitar 10 detik untuk mengetahui hasilnya.
“Hasilnya nanti akan tampak di layar dan tersambung langsung di website monitoringsaturasi.online, sesuai dengan nama yang sudah diinputkan sebelumnya,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Jika hasil pemeriksaan saturasi di bawah angka 90 persen, alat akan otomatis berbunyi dan memberi peringatan.
Bahkan alat ini juga sudah diujicobakan pada beberapa rekannya, dan nilai akurasinya mencapai 99 persen.
Ke depan, Rizky akan terus mengembangan alat tersebut, khususnya pada bagian tampilan agar lebih mudah menyesuaikan hasil dan nama pengguna, jika dipakai secara bersamaan oleh beberapa orang.
"Harapannya, semoga alat ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas, khususnya di bidang kedokteran dan rumah sakit. Jadi, dokter atau nakes tidak perlu lalu lalang ke rumah pasien isoman untuk menghindari terpapar COVID-19. Dengan alat ini pasien bisa mengukur sendiri saturasinya dan dipantau oleh nakes,” pungkasnya.