Mulai Hari Ini, National Hospital Turunkan Tarif Swab PCR jadi Rp 492 ribu

Konten Media Partner
17 Agustus 2021 13:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke-76, National Hospital Surabaya menurunkan tarif layanan Swab PCR menjadi Rp 492 ribu, dari harga sebelumnya yakni Rp 800 ribu.
ADVERTISEMENT
Hal ini dilakukan guna mendukung program pemerintah untuk memperkuat percepatan pengetesan kasus COVID-19 di Indonesia.
"Mulai hari ini, tepat pukul 10.17 WIB kita membuka tarif layanan PCR mengikuti harga pemerintah di harga Rp 492 ribu," kata CEO National Hospital, Adj. Prof. Hananiel Prakasya Widjaya ketika ditemui Basra, Selasa (17/8).
Prof. Hananiel mengatakan, tarif baru tersebut berlaku untuk pelayanan tes swab PCR maupun tes PCR Saliva yang menggunakan sampel air liur.
Namun, untuk tarif swab PCR, pihaknya menuturkan jika ada biaya tambahan sebesar Rp 25 ribu. Hal itu karena adanya penyesuain standarisasi alat pengambilan sample swab, ditambah lagi saat mengambil sampel ada bantuan nakes.
"Untuk swab PCR ada penambahan Rp 25 ribu, karena adanya standarisasi alat pengambilan swab. Kalau Saliva kan bisa dilakukan pengambilan sampel sendiri. Tapi untuk harga pemeriksaan laboratoriumnya sama yaitu Rp 492 ribu," tuturnya.
CEO National Hospital, Adj. Prof. Hananiel Prakasya Widjaya. Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
Meski mengalami penurunan harga, Prof. Hananiel menyebut, jika tidak pengurangan kualitas pelayanan dari pihaknya. Bahkan untuk hasilnya, bisa keluar dalam waktu 1 x 24 jam.
ADVERTISEMENT
"Kita tidak mengurangi layanan apapun. Jadi tarif ini adalah tarif subsidi dari kami supaya bisa melayani masyarakat. Ini kita lakukan untuk masyarakat agar pandemi segera berlalu," ungkapnya.
Dengan adanya penyesuaian tarif swab PCR yang baru ini, diharapkan pemerintah juga mulai memperhatikan kebijakan tersebut dari hulu hingga hilir.
Artinya, bukan hanya menyesuaian harga, tetapi dari hilir, seperti reagen yang masuk juga harus diseleksi dari harga hingga kualitas.
"Reagen yang masuk kalau bisa diseleksi yang berkualitas. Karena saya khawatir ini terjadi perang harga, maka mutu dapat turun. Sehingga validitas dari tes PCR juga akan turun. Saya berharap, pemerintah bukan hanya melihat di hilir tapi juga di hulunya," pungkasnya.
Seperti diketahui, sebelumnya Presiden Joko Widodo telah meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk menurunkan harga tes PCR untuk COVID-19 dengan kisaran harga Rp 450 ribu – Rp 550 ribu.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Jokowi juga meminta, dengan harga tersebut, hasil tes PCR bisa keluar selambat-lambatnya dalam 1x24 jam.