news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Nur Alimah, Atlet Ski Air Peraih Emas di Sea Games Kini Jadi Sarjana Kedokteran

Konten Media Partner
8 November 2021 7:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nur Alimah, Atlet Ski Air Peraih Emas di Sea Games Kini Jadi Sarjana Kedokteran
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Tidak banyak orang yang sukses di dua bidang yang bersebrangan sekaligus. Dari yang tidak banyak itu ada nama Nur Alimah Priambodo. Peraih medali emas di cabang Ski Air dalam Sea Games di Filipina tahun 2019 itu, kini menyandang gelar sarjana kedokteran (S.Ked), selangkah lagi di depan namanya menggunakan kata dokter (dr).
ADVERTISEMENT
Nur Alimah Priambodo tercatat sebagai salah satu wisudawati dari 600 wisudawan yang dikukuhkan oleh Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) pada 30 Oktober lalu.
“Mungkin bisa dibilang istimewa, bisa sukses dalam karir sebagai atlet sekaligus berhasil meraih gelar sarjana kedokteran. Tapi bagi saya, Nur Alimah memang sudah sejak kecil ditempa dengan kehidupan disiplin dan mandiri,” cerita Rahardjo Priambodo, ayah Nur Alimah, (7/11).
Alimah, begitu ia biasa dipanggil, lanjut cerita sang ayah, bibit-bibit putrinya disiplin dan mandiri sudah dirasakan oleh ayah dan ibunya --Nunik Nurdiati-- sejak dalam kandungan.
“Saat saya mengandung Alimah penuh dengan keprihatinan, mencari nafkah hingga merantau ke Palembang dan Padang. Saya berharap bisa lahir di kota Padang, tapi ternyata malah di Sidoarjo, dua minggu setelah pulang dari Padang. Waktu itu kami mencari kehidupan sebagai atlet di Sumatera Barat,” kata sang ibu, mengenang saat mengandung anak ketiganya itu.
ADVERTISEMENT
Sebagai orang tua, lanjut Nunik Nurdiati yang juga atlet ski air pada tahun 1980-an, tidak mengira jika Alimah memilih Fakultas Kedokteran dalam melanjutkan studinya.
“Waktu itu dia telepon ke saya, 'Mama, aku sudah di kampus Unusa masuk kedokteran, tolong dibuatkan surat keterangan dari orang tua.' Saya waktu itu sedang di kantor kaget juga, tapi karena ini keinginan anak, langsung saya buatkan saat itu juga,” kata sang ibu.
Nur Alimah pun mengungkapkan alasannya masuk ke fakultas kedokteran.
“Waktu itu saya kepingin mengikuti jejak kakak yang sudah menjadi dokter gigi. Kalau kakak bisa sebagai atlet sekaligus menyelesaikan studi menjadi dokter gigi, saya pun harus bisa. Jadi yang memotivasi saya adalah kakak yang sudah lulus dokter gigi. Tapi kakak memang sempat meninggalkan kegiatannya sebagai atlet untuk memilih kuliah,” kata putri ketiga pasangan atlet ski air, Rahardjo Priambodo dan Nunik Nurdiati.
ADVERTISEMENT
Alimah bersyukur karena mampu menjalankan studi sekaligus bertepatan dengan penggemblengan atlet di pelatnas untuk mempersiapkan diri ke pesta olah raga Sea Games di Filipina tahun 2019 lalu.
“Saya bernasib baik, dua pilihan ikut pelatnas atau kuliah bisa saya jalankan berbarengan, karena baik pelatih maupun kampus memberikan beberapa dispensasi, tapi saya yang harus berkorban tenaga dan waktu juga biaya, karena harus bolak-balik kampus-Pelatnas, Surabaya-Jakarta, karena keduanya sama pentingnya,” jelasnya.
Bagi Alimah antara kuliah sebagai mahasiswa dan atlet ski air, tak ada bedanya, keduanya bisa berjalan beriringan, karena sama-sama menuntut disiplin yang tinggi. Latihan sebagai atlet selain dibutuhkan kedisplinan juga kekuatan fisik dan keberanian, demikian juga menjadi mahasiswa kedokteran, disiplin dan konsentrasi penuh menjadi syarat utama.
ADVERTISEMENT
“Mungkin pada semester-semester awal saya hanya belajar dari teks book, tapi kini saya harus berhadapan dengan pasien langsung. Tentu lebih sulit karena tiap orang punya karakter berbeda. Kalau atlet menghadapi peralatan yang sama, tapi selalu berubah sesuai dengan teknologi berkembang. Sebelumnya penariknya dikendalikan boat oleh manusia, sekarang digerakkan melalui kawat dan mesin yang dituntut untuk segera bisa beradaptasi. Jadi sebenarnya tantangannya sama, tinggal kemampuan kita untuk beradaptasi,” kata pengoleksi empat emas dan dua perunggu untuk PON dan satu emas untuk Sea Games.
Bercerita tentang ketertarikannya pada olahraga ski air, sarjana kedokteran yang ingin memperdalam spesialis anak ini mengatakan, awalnya karena sering diajak saat ibu dan ayahnya berlatih, lama kelamaan tertarik untuk ikut.
ADVERTISEMENT
“Jadilah kami sebagai keluarga besar atlet ski air di Jawa Timur, dari mulai kakek, orang tua hingga saya juga kakak-kakak,” kata gadis kelahiran Sidoarjo, 29 Agustus 1998 itu.