Obesitas Berpotensi Turunkan Sistem Imunitas Tubuh

Konten Media Partner
16 April 2021 14:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obesitas. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obesitas. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Dr. Noer Saudah, S.Kep., Ns., M.Kes, alumni Program Pascasarjana Universitas Airlangga menyatakan bahwa obesitas dapat menurunkan sistem imunitas tubuh seseorang.
ADVERTISEMENT
Sehingga hal ini akan berpengaruh pada kekebalan dalam melawan infeksi termasuk COVID-19 dan menyebabkan kerentanan terhadap virus tersebut.
Menurutnya, di era pandemi saat ini perlu adanya pengoptimalan kondisi metabolisme untuk mencegah kematian akibat COVID-19. Utamanya bagi seseorang yang mengalami obesitas.
"Berat badan yang berlebih menyebabkan penumpukan sel-sel lemak di dalam tubuh. Sel-sel lemak yang menumpuk meningkatkan inflamasi atau peradangan sehingga membuat penyakit lebih mudah masuk," ucapnya dalam webinar International Nursing Conference ke-12 FKp Unair, Jumat (16/4).
Kemudian, bagi orang dengan sindrom metabolik seperti obesitas, akan terjadi resistensi insulin, gangguan toleransi glukosa, dan berakhir pada diabetes.
“Dari sudut pandang metabolik, obesitas dapat menyebabkan resistensi insulin dan penurunan fungsi sel beta pankreas. Kedua hal tersebut akan membatasi respons metabolik saat tubuh mengalami tantangan imunitas. COVID-19 secara langsung dapat mengganggu fungsi sel beta pankreas melalui interaksinya dengan angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2). Selain itu, jaringan adiposa berlebihan menyediakan reservoir reseptor ACE2 yang menjadi entry dari virus SARS-CoV-2,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara jika dilihat dari sudut pandang respons imun, terdapat hubungan jelas antara obesitas dengan COVID-19, karena jaringan adiposa pada pasien obesitas bersifat proinflamasi.
Obesitas menyebabkan kelebihan nutrisi bagi tubuh sehingga menyebabkan adiposit melepaskan lebih banyak sitokin proinflamasi yang berakibat pada peradangan kronis bagi individu yang mengalami obesitas.
“Sudah ada hubungan jelas antara obesitas dengan status inflamasi basal yang ditandai oleh kadar sirkulasi interleukin-6 dan C-reactive protein yang lebih tinggi. Jaringan adiposa pada pasien obesitas bersifat proinflamasi. Selain itu, ditemukan pula adanya disregulasi ekspresi leukosit jaringan maupun makrofag inflamasi (termasuk innate lymphoid) yang menggantikan tissue regulatory (M2) phenotypic cells,” jelasnya.
Ia menuturkan, bahwa obesitas adalah masalah dalam sistem metabolik, sehingga masalah metabolik harus diselesaikan dengan perubahan metabolik.
ADVERTISEMENT
Untuk mengoptimalkan kondisi tersebut, tentu diperlukan usaha penurunan berat badan dengan aktivitas fisik yang teratur dan berdurasi sedang. Sehingga dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kadar insulin.
“Aktivitas fisik yang teratur dengan intensitas dan durasi sedang, dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kadar insulin yang bersirkulasi. Latihan sudah jelas. Upaya ini dilakukan untuk mengoptimalkan kondisi metabolisme tubuh,” pungkasnya.