Pakar Epidemiolog Unair Imbau Gunakan Aplikasi PeduliLindungi saat PTM

Konten Media Partner
5 Oktober 2021 11:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Saat ini, kasus COVID-19 di Indonesia telah mengalami penurunan. Meski demikian, kita tidak boleh lengah karena angka kematian di Idonesia masih tinggi. Bahkan penularan juga bisa terjadi pada anak-anak.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, beberapa kota/kabupaten di Indonesia tak terkecuali di Surabaya juga kembali memulai menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas.
Menanggapi hal itu, Pakar Epidemiologi Unair, Dr. Windhu Purnomo, dr., M.S., mengatakan, bahwa anak-anak lebih aman dalam resiko kematian, namun dalam hal penularan sama saja dengan orang dewasa.
"Untuk itu potensi penularan pada anak tetap harus diperhatikan. Karena pergerakan virus itu linier dengan pergerakan manusia, maka perlu diwaspadai sebab inang virus adalah manusia itu sendiri," kata Windhu dalam webinar 'Berjuang Menuju Zona Hijau & Mencegah Lonjakan Ketiga', Selasa (5/10)
Ia mengungkapkan, Jika Indonsia sempat mengalami serangan cukup tinggi pada gelombang kedua yang 94 persen berasal dari varian Delta.
"Sekarang kita menghadapai kondisi landai dengan baik yakni dengan memperbaiki prilaku keluarga di rumah, di sekolah sendiri, karena tidak hanya anak didik saja, tapi juga keluarga di rumah dan tenaga pendidik, karena lebih beresiko pada keluarga di rumah dan keluarga pendidik," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Windhu memberikan saran agar ada penilaian dan assesment secara rinci apakan sekolah sudah siap terhadap pelaksanaan PTM, kesiapan para guru, sarana prasarana, edukasi, dan tidak kalah penting adalah pemantauan rutin/harian terhadap faktor resiko, serta surveilans (tracing dan testing) terhadap siswa/keluarganya yang sakit.
"Seluruh sekolah segera menggunakan aplikasi PeduliLindungi, sehingga nanti memakai QR Code dan yang terdeteksi hitam (sakit) maupun merah (belum vaksin) untuk tidak mengikuti PTM," pungkasnya.