Peduli Literasi, ABK Surabaya Rilis Buku

Konten Media Partner
8 September 2019 8:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Farida dan karyanya. Foto-foto : Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Farida dan karyanya. Foto-foto : Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Tentu menjadi hal istimewa apabila ada orang-orang yang mau menghidupkan literasi di negeri ini. Terlebih jika literasi dilakukan oleh anak-anak berkebutuhan khusus (ABK). Yayasan Peduli Kasih Anak Berkebutuhan Khusus (YPKABK) tergerak untuk menggugah semangat berliterasi di kalangan ABK melalui program beasiswa istimewa.
ADVERTISEMENT
"Program beasiswa istimewa ini diberikan tidak berupa nominal uang tapi mentoring kepada anak-anak untuk mengembangkan talentanya, salah satunya di bidang literasi. Kita memberikan kelas literasi kepada anak-anak penerima beasiswa istimewa. Dari puluhan anak yang diseleksi, terpilih tiga anak yang memiliki minat di bidang literasi," jelas Sawitri Retno Hadiati, Pendiri YPKABK, disela acara 'Festival Persahabatan', Sabtu (7/9).
Ketiga anak tersebut, lanjut Sawitri, adalah Ratih Muzayanah (25) yang mengalami keterlambatan gerak sejak usia kanak-kanak. Kemudian Isjati (38) yang didiagnosa dokter dengan celebral palsy. Dan Farida Ayu Nuraini (21) dengan kekhususan craniosynostosis.
Meski berkebutuhan khusus, namun ketiganya memiliki semangat luar biasa dalam bidang literasi. Karya ketiganya tertuang dalam buku 'Suara Hati, Mereka yang Tak Pernah Hinggap di Pikiranmu,' yang diluncurkan dalam acara Festival Persahabatan.
"Festival Persahabatan ini event tahunan kami, dan sekarang memasuki tahun kedua penyelenggaraannya. Kali ini kami mengambil tema 'Literasi untuk Semua', kami ingin menunjukkan pada masyarakat bahwa anak-anak berkebutuhan khusus juga bisa berliterasi," tukas Sawitri.
ADVERTISEMENT
Buku 'Suara Hati' ini menceritakan kisah hidup Isjati yang sebelumnya dituangkan dalam buku hariannya. Kisah Isjati dalam buku ini dilengkapi dengan puisi oleh Ratih dan Fadila. Kisah dalam buku ini adalah cerita yang tidak pernah disuarakan sebelumnya.
Melalui buku ini, masyarakat diajak untuk memahami anak berkebutuhan khusus. Bahwa mereka juga manusia biasa, yang merasakan hangatnya keluarga, bermain bersama teman, mengejar mimpinya, bahkan mengalami perasaan cinta.
"Kisah mereka akan membuka mata kita tentang tidak mudahnya hidup sebagai disabilitas tanpa dukungan banyak pihak," pungkasnya. (Reporter : Masruroh)