Persas, Klub Sepak Bola di Surabaya yang Anggotanya Penyandang Disabilitas

Konten Media Partner
21 Maret 2022 10:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Persas saat latihan di lapangan Ketintang, Surabaya, akhir pekan kemarin. Foto-foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Persas saat latihan di lapangan Ketintang, Surabaya, akhir pekan kemarin. Foto-foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Kehilangan kaki kiri tak menghalangi mimpi Syaiful Arifin menjadi atlet sepak bola. Meski telah menorehkan prestasi di cabang olahraga atletik, namun Arifin tak menyerah untuk mewujudkan mimpinya menjadi pemain sepak bola.
ADVERTISEMENT
"Saya memang atlet paralimpik, tapi saya kan dari kecil punya mimpi jadi pemain sepak bola. Alhamdulillah sekarang bisa terwujud dengan adanya Persas (Perkumpulan Sepak Bola Amputasi Surabaya)," kata Arifin kepada Basra, Senin (21/3).
Arifin memang bercita-cita menjadi pemain sepak bola, namun kecelakaan tragis yang mengakibatkan kehilangan kaki kiri sempat mengubur mimpi Arifin. Bersama rekannya sesama disabilitas, Husnul Yaqin, Arifin pun mendirikan Persas.
Diakui Arifin, berdirinya Persas pada akhir Februari 2022 lalu berawal dari torehan prestasi yang berhasil diraih Arifin dan Husnul dalam gelar sepak bola amputasi di Jember. Bergabung bersama tim Madura, keduanya mampu meraih posisi ketiga dalam kejuaraan tersebut.
"Di Surabaya kan belum ada sepak bola amputasi, jadi saya sama Husnul ikut Madura. Kita bondo nekat berangkat ke Jember. Alhamdulillah dapat juara tiga padahal kita tanpa latihan. Nah, pulang dari Jember itu kita kepikiran bikin klub sepak bola amputasi. Akhirnya terbentuklah Persas ini," jelas Arifin.
ADVERTISEMENT
Persas berada di bawah naungan Perkumpulan Sepak Bola Amputasi Indonesia (PSAI) Askot Surabaya dan sudah memiliki 8 pemain dan 17 pengurus. Setiap seminggu sekali Persas menggelar latihan. Ini dilakukan sebagai persiapan untuk mengikuti Turnamen Piala Gubernur DKI Jakarta yang akan dilaksanakan bulan Juni 2022 mendatang.
Semua pemain Persas hanya memiliki satu kaki yang normal. Ada yang kehilangan kaki karena cacat bawaan sejak lahir dan ada yang karena kecelakaan.
Permainan sepak bola amputasi terbilang unik. Setiap pemain selalu menggunakan tongkat siku sela untuk dribbling dan menendang bola. Itu beda dengan penjaga gawang yang memiliki kaki sempurna.
Arifin pun berpesan kepada mereka yang memiliki kondisi fisik yang sama dengannya untuk tidak berkecil hati.
ADVERTISEMENT
"Teman-teman disabilitas yang seperti saya, jangan patah semangat. Kalau ingin jadi pemain sepak bola, ayo gabung Persas. Kita bisa kok berjuang bersama-sama," tandasnya.