Ponpes Jeha, Tempat Ngaji Anak-anak Dolly yang akan Tutup karena Sewa Rp 50 Juta

Konten Media Partner
16 Juni 2021 19:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ponpes Jeha di eks lokalisasi Dolly. Santri di ponpes tersebut harus segera angkat kaki karena sang pemilik telah menaikkan tarif sewanya. Foto-foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Ponpes Jeha di eks lokalisasi Dolly. Santri di ponpes tersebut harus segera angkat kaki karena sang pemilik telah menaikkan tarif sewanya. Foto-foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Santri Pondok Pesantren Jauharotul Hikmah (Jeha) di eks lokalisasi Dolly, Surabaya, tengah resah. Pasalnya, akhir bulan ini mereka harus angkat kaki dari tempat mereka menimba ilmu agama selama tiga tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Diceritakan Muhammad Nasih, pengurus harian Ponpes Jeha, di kawasan eks lokalisasi Dolly itu ponpesnya menempati rumah yang dulunya merupakan wisma. Hal itu dipertegas dengan tulisan 'Wisma Putri Lestari' yang masih terpatri pada bangunan tiga lantai itu.
"Dulu ketika Dolly masih aktif rumah yang ditempati Jeha itu adalah wisma. Ketika Dolly ditutup, rumah itu sempat kosong. Baru di tahun 2018 kami tempati," jelas Nasih kepada Basra, Rabu (16/6).
Terdapat 39 santri anak-anak dan 20 santri remaja yang menimba ilmu agama di ponpes Jeha Dolly. Mereka adalah anak-anak dari warga sekitar.
Selain kegiatan keagamaan seperti mengaji, ponpes tersebut juga sebagai tempat santri belajar panahan.
Muhammad Nasih, pengurus harian Ponpes Jeha.
Namun semua kegiatan keagamaan ponpes Jeha di tempat yang berlokasi di Kupang Gunung Timur gang 1 itu harus segera diakhiri. Pasalnya sang pemilik rumah telah menaikan tarif sewanya.
ADVERTISEMENT
"Awal kita ngontrak disana itu Rp50 juta untuk tiga tahun. Tapi sekarang dinaikkan sama pemilik jadi Rp50 juta per tahun. Kalau mau dibeli mereka kasih harga Rp3 miliar," tukas Nasih.
Harga yang dipatok sang pemilik tersebut, lanjut Nasih, dirasa cukup memberatkan. Pasalnya, santri yang belajar di tempatnya sama sekali tak dipungut biaya alias gratis. Sedangkan untuk biaya operasional, ponpes Jeha disokong oleh para donatur.
"Ya beratlah buat kita dengan harga segitu. Ya sudah kita habiskan saja masa kontraknya sampai akhir bulan ini," imbuhnya.
Hingga kini pihaknya, kata Nasih, masih belum menemukan tempat pengganti. Tak pelak pihaknya juga masih kebingungan menampung para santrinya.
"Kalau mau ditampung di pusat (Ponpes Jeha Putat Jaya) juga tidak memungkinkan karena sudah penuh. Paling nanti kita mau sewa tempat di sekitaran sini (eks lokalisasi) yang sudah dibeli Pemkot, tapi itu juga butuh waktu yang tidak bisa cepat," simpulnya.
ADVERTISEMENT