Posisi Tengkurap atau Sujud, Bisa Jadi Pertolongan Pertama Pasien Sesak Napas

Konten Media Partner
1 September 2021 15:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Istimewa.
ADVERTISEMENT
Beberapa bulan yang lalu, kebutuhan oksigen di Indonesia sempat mengalami kelangkaan. Hal itu terjadi karena meningkatnya kasus COVID-19, dan sebagian besar pasien mengalami sesak napas.
ADVERTISEMENT
Langkahnya ketersediaan oksigen tersebut, membawa dampak pada terbatasnya pasokan oksigen di rumah sakit maupun saat isolasi mandiri di rumah.
Untuk itu, Dr Alfian Nur Rosyid, menyebut bahwa ada langkah pertolongan pertama yang harus dilakukan pada pasien yang mengalami sesak napas.
Caranya, pasien harus berada pada posisi prone atau tengkurap. “Pada pasien sesak, coba lakukan prone. Yang penting posisi tubuh pasien menjadi terbalik, area dinding dada diletakkan di bagian bawah. Dapat dilakukan dengan cara tengkurap ataupun sujud,” kata Dr Alfian, Rabu (1/9).
Menurutnya, dengan melakukan posisi membalik, harapannya dapat memperbaiki pengembangan paru. Selanjutnya, proses pernapasan juga menjadi lebih baik dan saturasi oksigen pasien dapat meningkat. “Mungkin setelah dicoba dengan posisi badan terbalik, itu bisa memperbaiki kondisi pernapasan,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Apabila teknik prone belum dapat meningkatkan saturasi oksigen, Dr Alfian menyebut bahwa pasien memerlukan tambahan oksigen.
“Apabila diberikan oksigen dengan selang hidung, namun saturasi tidak bisa naik, ya tentu saja harus diganti alatnya dengan masker oksigen,” ungkapnya.
Namun apabila tetap tidak menaikkan saturasi oksigen, maka pasien harus segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
“Nanti di sana (di rumah sakit), akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pasien akan dicek seberapa berat kondisi sesak napasnya, frekuensi napas, saturasi oksigen, dan kadar gas darah dalam tubuh. Itu bisa dilakukan di IGD, diambil sampel darah arterinya untuk diperiksa kadar oksigennya, tingkat keasaman darah, dan termasuk kadar karbon dioksida dari darahnya,” jelasnya.
Ia menuturkan, jika kondisi COVID-19 dapat memicu pasien berada pada saturasi oksigen yang rendah. Indikator saturasi oksigen rendah, yakni apabila saturasi oksigen perifer pada jari tangan di bawah 95 persen.
ADVERTISEMENT
Rendahnya saturasi oksigen dapat menimbulkan berbagai keluhan, termasuk gangguan napas dengan frekuensi pernapasan yang meningkat.
"Inilah salah satu tanda adanya pneumonia pada paru pasien. Pneumonia yang terjadi akan menyebabkan gangguan pertukaran oksigen di alveoli,” pungkasnya.