Prihatin Tragedi Kanjuruhan, Siswa di Surabaya Gelar Salat Gaib dan Doa Bersama

Konten Media Partner
3 Oktober 2022 12:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Siswa SMP Muhammadiyah 6 Surabaya melakukan salat gaib dan doa bersama untuk korban tragedi di stadion Kanjuruhan, Malang.
zoom-in-whitePerbesar
Siswa SMP Muhammadiyah 6 Surabaya melakukan salat gaib dan doa bersama untuk korban tragedi di stadion Kanjuruhan, Malang.
ADVERTISEMENT
Tragedi tewasnya ratusan suporter Arema dalam laga Arema FC vs Persebaya yang berlangsung pada Sabtu, 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan, Malang, membuat masyarakat prihatin.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan terdapat sekitar 448 orang menjadi korban. Dari data tersebut 125 orang meninggal dunia, 302 orang mengalami luka ringan, dan 21 orang menderita luka berat.
Tentu saja hal ini menarik simpatik banyak elemen masyarakat. Tak terkecuali para siswa SMP Muhammadiyah 6 Surabaya.
Fikrullah, Kaur Ismuba SMP 6 Surabaya mengatakan, pihaknya mengajak seluruh siswa melaksanakan salat Gaib dan doa bersama untuk para korban tragedi kerusuhan di stadion Kanjuruhan.
"Tujuan diadakannya kegiatan ini untuk mengajak siswa berempati atas kejadian tersebut. Meskipun secara materil mereka belum bisa membantu, tetapi mereka bisa membantunya dengan saling mendoakan," ucapnya pada Basra, Senin (3/10).
Selain itu, pihaknya juga mengedukasi para siswa agar memiliki sifat yang lapang dada dalam berkompetisi serta tidak terlalu fanatik dalam mendukung tim sepak bola kesayangannya.
ADVERTISEMENT
"Karena tidak ada sepak bola seharga nyawa. Jadikan olahraga sebagai hiburan bukan ajang saling adu kekuatan dan kerusuhan. Semoga dari kejadian ini kita semua bisa mengambil hikmahnya," tukasnya.
Sementara itu, Muhammad Hizbullah salah satu siswa turut prihatin atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.
"Saya turut berduka cita atas tragedi yang terjadi karena banyak yang tewas atas kejadian itu. Apalagi saat ini banyak anak-anak yang menjadi yatim piatu karena orang tuanya menjadi korban. Semoga ke depan sepak bola indonesia lebih baik lagi," pungkasnya.