Putus Rantai COVID-19, Pemkot Surabaya dan BIN Lakukan Rapid Test Massal

Konten Media Partner
29 Mei 2020 11:33 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Sekretaris Utama (Sestama) BIN, Komjen Polisi Bambang Sunarwibowo bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ketika meninjau lokasi rapid test massal di Gedung Siola Surabaya, Jumat (29/5). Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
Jumlah kasus COVID-19 di Surabaya terus mengalami peningkatan. Bahkan per data tanggal 28 Mei 2020, total sudah ada 2.300 kasus terkonfirmasi yang terjadi di Surabaya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus melakukan berbagai upaya guna memutus mata rantai penyebaran virus corona. Salah satunya yakni dengan melakukan rapid test massal kepada warga Surabaya.
Dalam penyelenggaraan rapid test di Gedung Siola Surabaya ini, Pemkot Surabaya dibantu oleh Badan Intelijen Negara (BIN) terkait alat rapid yang digunakan serta mendatangkan tenaga kesehatan dan mobil laboratorium COVID-19.
Sekretaris Utama (Sestama) BIN, Komjen Polisi Bambang Sunarwibowo mengatakan jika adanya rapid test massal ini dapat membantu Pemkot Surabaya untuk bisa melakulan tracing dan pemetaan penyebaran COVID-19.
"Dengan begitu, kita bisa mengetahui dan mengisolasi kepada mereka yang reaktif. Sehingga kita dapat melakukan penanganan-penanganan secara medis yang tepat," ucapnya ketika meninjau rapid test massal di edung Siola Surabaya, Jumat (29/5).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang telah diberikan oleh BIN.
"Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih saya atas nama pemerintah kota. Tentu warga Surabaya pasti juga senang karena kita bisa menyelesaikan permasalahan ini lebih dengan adanya kegiatan untuk rapid test massal. Ini sangat bermanfaat bagi kami," tutur Risma.
Tak hanya itu, Risma juga akan lamgsung melakukan isolasi kepada warga yang hasil rapid test-nya reaktif. Dimana pihaknya juga sudah bekerjasama dengan tiga hotel dan asrama haji yang akan digunakan sebagai tempat isolasi.
"Jadi ini nanti ada yang reaktif maka mereka akan langsung kita isolasi, kita sudah kerjasama dengan tiga hotel. Dari kecamatan dan puskesmas langsung akan dibawa ke hotel. Kalau dari swab sudah positif dan kondisinya masih sehat, tidak ada gejala maka dia akan kita tempatkan di asrama haji. Tapi kalo pasien ada gejala, maka langsung kita rujuk ke Rumah Sakit Husada Utama," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya kegiatan rapid test massal tersebut, Risma berharap dapat memutus mata rantai penyebaran virus asal Wuhan, China itu.
"Inilah satu-satunya cara bagaimana kami memutus mata rantai itu, karena kalo kita tidak putus, angka itu akan bergerak terus," pungkasnya.