Rangga Bagikan Uang Pemberian Khofifah untuk Anak Yatim

Konten Media Partner
2 April 2021 17:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ibunda Rangga, Evi Susanti. Evi bercerita jika uang pemberian Gubernur Khofifah dibagikan Rangga kepada anak-anak yatim di sekitar rumahnya. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Ibunda Rangga, Evi Susanti. Evi bercerita jika uang pemberian Gubernur Khofifah dibagikan Rangga kepada anak-anak yatim di sekitar rumahnya. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Rangga Supriyadi (11), bocah kelas V SD Mardi Sunu Surabaya, tak hanya peduli pada keluarganya tapi juga orang-orang di sekitarnya. Ini dilakukan bocah yang kerap disapa Angga ini dengan membagikan uang pemberian Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa kepada anak-anak yatim di lingkungan tempat tinggalnya.
ADVERTISEMENT
"Kemarin pas ketemu Bunda (Khofifah) Angga kan dikasih uang dua juta. Uang itu dibagikan ke anak-anak yatim disini, sisanya dibelikan hp untuk dia sekolah online. Selama ini kalau sekolah online hp nya gantian sama kakaknya," jelas sang ibunda, Evi Susanti, kepada Basra, Jumat (2/4).
Saat Basra berkunjung ke kosan Angga di kawasan Kupang Krajan, Angga dikatakan Evi masih belum pulang dari berjualan keliling.
Dikisahkan Evi, setahun berjualan donat ada banyak simpati dari masyarakat yang diterima Angga. Setiap kali pulang berjualan, Angga selalu membawa makanan yang merupakan pemberian orang.
Saat donat kentang yang dijualnya tak habis, Angga selalu membagikan kepada tukang becak yang dijumpainya di jalan. Uniknya, Angga selalu mengganti uang pembelian donat tersebut.
Pertemuan Rangga dan Gubernur Khofifah di Grahadi. Dalam kesempatan tersebut, Khofifah memberikan uang saku sebesar dua juta kepada Rangga.
"Angga pernah cerita kalau dia takut saya sedih kalau sampai jualannya enggak habis. Jadi sama dia donatnya dibeli pakai uangnya sendiri, dan donat-donat itu dibagikan ke tukang becak. Padahal saya ndak papa kalau enggak habis, dia bantu jualan saja saya sudah sangat bersyukur," cerita Evi.
ADVERTISEMENT
Lalu darimana Angga mendapatkan uang di luar jualan? Menjawab pertanyaan Basra ini, Evi menuturkan jika Angga kerap dikasih uang oleh polisi ataupun pengurus masjid yang disinggahi. Usut punya usut, ternyata Angga kerap menjadi muadzin di setiap masjid atau musholla yang disinggahi.
"Dia kan jualan juga bawa sarung, buat shalat pas di luar. Sering jadi muadzin, biasanya di masjid Polsek (Tegalsari) dan Angga dikasih uang seratus ribu sama bapak polisi disana," ungkap Evi.
Meski harus berjualan donat keliling, namun dikatakan Evi, jika sang putra tak pernah meninggalkan shalat. Dia selalu menyempatkan shalat berjamaah di masjid yang disinggahi.
Selain tak melalaikan ibadah shalatnya, Angga juga rutin mengaji di masjid dekat rumah selepas magrib. Bahkan untuk lebih memperdalam ilmu agama, Angga berkeinginan mondok setelah lulus sekolah.
ADVERTISEMENT
"Dia maunya mondok setelah lulus SD, tapi enggak saya kasih ijin karena kan masih terlalu kecil. Saya bilang ke Angga, kalau mau mondok setelah lulus SMP saja. Dan dia nurut," jelas Evi.
Angga sendiri tinggal di rumah kos bersama sang ibu yang kelahiran Padang, dan sang ayah yang kelahiran Bandung, serta kakak perempuannya yang kini duduk di bangku SMK. Setiap bulannya, keluarga Angga harus membayar sewa kos sebesar 1 juta rupiah di luar biaya listrik dan air.
Saat pandemi merebak, ayah dan ibu Angga sempat kelimpungan memenuhi biaya kebutuhan hidup. Sang ayah, Agus Supriatna, yang tadinya berjualan pakaian di bazar keliling harus terhenti hingga memutuskan menjadi kuli serabutan.
"Sebelum pandemi ayahnya jualan baju dan sepatu di pameran, keliling ikut saudaranya. Tapi pas pandemi ndak boleh jualan lagi, akhirnya ya nguli. Itupun kalau ada garapan, kalau enggak ada yang bantu-bantu saya jualan donat keliling," jelas Evi.
ADVERTISEMENT
Diakui Evi, dibanding dirinya dan sang ayah, Angga cukup cekatan berjualan keliling. Ini bisa dilihat dari donat yang berhasil dijual Angga setiap harinya yang jauh lebih banyak.
Setiap harinya Angga bisa membawa dua ratus dagangan donat. Meski ada sisa itupun tidak banyak.
"Lha ayahnya jualan dari pagi sampai sore cuma laku 8," tukas Evi seraya tergelak.
Evi lantas menegaskan jika Angga berjualan keliling murni atas keinginannya sendiri. Bahkan Evi dan sang suami sempat keberatan saat Angga mengutarakan keinginannya untuk berjualan.
"Tapi dia maksa terus, ya sudah kita ijinkan tapi jangan sampai lupa sama sekolahnya, shalat dan ngajinya. Saya ini kan cuma lulusan SD, dan ndak mau anak-anak nasibnya sama seperti saya. Mereka harus bisa sekolah yang tinggi," tukas Evi.
ADVERTISEMENT