news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Rani Nilasari Juara Lomba Cipta Puisi Nasional yang Ingin Punya Kampung Literasi

Konten Media Partner
31 Mei 2021 14:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rani Nilasari
zoom-in-whitePerbesar
Rani Nilasari
ADVERTISEMENT
Perjalanan Rani Nilasari dalam mencintai sastra Indonesia sudah ia mulai sejak menjadi siswi SMP. Melalui puisi, mahasiswi semester empat jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini melabuhkan pemikiran-pemikirannya. Tak heran bila akhirnya Rani mampu meraih juara pertama dalam Lomba Cipta Puisi Nasional 2021 oleh Jendela Sastra Indonesia.
ADVERTISEMENT
Melalui karyanya yang berjudul Dialog Candikala, perempuan asal Desa Selur, Kecamatan Ngrayun, Ponorogo itu mampu menggeser banyak naskah peserta lainnya dan keluar menjadi juara pertama dalam lomba cipta puisi tersebut.
Menurut panitia lomba, puisi karya Rani Nilasari dan dua peserta lainnya yang meraih juara dua dan tiga merupakan karya dengan penulisan puisi yang sangat baik dan sesuai kriteria penilaian lomba puisi yang ada. Naskah mereka kemudian dibukukan dengan judul Katalog Cinta dalam Beraksara.
Prestasi memang tidak datang tiba-tiba. Pun tidak serta-merta karena bakat. Namun juga karena jam terbang, ketekunan, dan latihan yang terus menerus tanpa batas. Itulah yang dilakukan Rani Nilasari. Sudah seratus lebih puisi yang lahir dari tangannya. Pengalaman hidupnya sehari-hari diungkapkan dan diabadikan menjadi puisi. “Saya ingin mengungkapkan segala keresahan dan mengabadikan hidup lewat itu,” tukasnya.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan bahwa, perjalanan menulis puisi dimulai sejak ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Bakat menulisnya ditemukan oleh salah satu gurunya saat itu. Guru itulah yang mendorong dan memotivasinya untuk menulis puisi maupun cerpen dan hasilnya dipajang di mading sekolah. Sesekali karyanya dikirim ke surat kabar nasional dan dimuat.
Hobi menulisnya mulai diseriusi di Sekolah Menengah Atas (SMA). Dia mulai mengikuti lomba-lomba tingkat sekolah, kabupaten, bahkan tingkat provinsi dan nasional. Sempat gagal jadi juara, tetapi dia memilih terus berjuang dan berkarya. Hingga akhirnya juara demi juara ia kantongi dan trofi serta sertifikat prestasi mewarnai sudut-sudut lemari.
Rani mengatakan bahwa ia sering memenangi lomba dan yang terbaru dan berkesan yakni pada 2017 ia masuk di jajaran 200 penulis lomba Cipta Puisi Asean Komunitas Setitik Embun. Kemudian menjuarai lomba Cipta Puisi Nasional Komunitas Shalaazz pada 2019. Lalu masuk 50 penulis terbaik lomba Cipta Puisi Cerpen Nasional UNS, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Perempuan yang juga hobi menyanyi itu mengatakan bahwa kesehariannya selain menulis puisi untuk konten media sosialnya, juga sering diminta oleh teman-temannya membuat kalimat cantik baik untuk ucapan tertentu maupun sekadar untuk caption di medsos. Karena bakat dan kelihaiannya menulis itulah yang membawanya berlabuh di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNESA.
Dengan kemampuan menulisnya itu, Rani bercita-cita ingin memberi manfaat bagi sesama. Salah satu yang ia rencanakan ke depannya yakni ingin mendirikan kampung literasi di desanya, Selur, Kacamatan Ngrayun. Menurutnya, kampung akan hidup jika imajinasi masyarakatnya hidup, salah satu cara menghidupkan imajinasi itu adalah lewat literasi.
“Saya akan mendedikasikan diri untuk membangun basis literasi di kampung. Pokoknya, saya ingin menjadi manusia yang berguna bagi orang tua, agama, masyarakat, bangsa dan negara,” katanya tegas. “Terima kasih kepada orang tua dan keluarga, kepada guru dan dosen-dosen saya di Unesa serta kepada semua pihak yang turut mendukung,” ucapnya.
ADVERTISEMENT