'Ready to Wear Deluxe' Cara Memakai Wastra Elegan Kekinian

Foto dan naskah : Dipta Wahyu / Basra

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), wastra berarti kain tradisional yang memiliki makna filosofis. Beberapa contoh wastra yang kita kenal seperti batik, tenun, songket, ulos, dan masih banyak lainnya.

Agar wastra tetap lestari dan terus menjadi perhatian generasi masa kini, Perkumpulan Pengusaha Busana (Persana) Kota Surabaya menggelar acara pamungkas bertajuk “Surabaya Culture Fashion 2025” yang merupakan rangkaian ulang tahun Persana ke-3 tahun.

Sebanyak 17 desainer yang unjuk koleksi dalam acara tersebut.

“Kami membawakan unsur kekayaan budaya sebagai sumber inspirasi desain dan inovasi dalam kegiatan ini. Dan Surabaya Culture Fashion diharapkan dapat menjadi upaya strategis bagi pelaku UMKM dan perancang busana dalam menampilkan karya berkelasnya yang dapat bersaing di kancah internasional,” ujar Dameria Ambuwaru, Ketua Persana Kota Surabaya.

Selain itu, Dameria juga menegaskan pentingnya membangun sinergitas antara pengusaha dengan perajin busana yang dapat meningkatkan kesejahteraan. Perihal itu menjadi perhatian khusus dikarenakan untuk menjaga dan melestarikan wastra memerlukan komitmen bersama.

“Sebanyak 35 UKM anggota Persana bergerak dalam bidang fashion, khususnya busana, perihal ini yang menjadikan kami ingin selalu melibatkan perajin dalam setiap peragaan. Di acara ini kami kerja sama dengan mereka untuk membuat motifnya seperti batik tulis atau cap,” imbuhnya.

Penggunaan wastra saat ini sudah menjamur di berbagai kegiatan dengan perpaduan yang lebih modern dan tidak meninggalkan pesan utama dalam wastra. Berbagai macam jenis wastra busana yang dapat digunakan di acara pesta atau kerja kantoran menjadi pilihan alternatif saat di tengah maraknya industri fashion dari luar negeri.

“Peragaan busana hari ini saya menampilkan perpaduan motif batik warna-warna sogan dikombinasikan dengan lurik yang ready to wear dan ready to wear deluxe. Kreasi dengan batik itu sangat menarik dan eksplorasinya bisa kemana-mana. Jadi membuat busana batik lebih menarik dengan aksennya yang manis,” ujar Lia Afif, desainer Surabaya yang menjadi Guest Designer dalam SCF 2025.