Selain Jadi Booster, Vaksin Merah Putih Unair Akan Didonasikan ke Afrika

Konten Media Partner
9 Februari 2022 14:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat menghadiri seremoni Uji Klinis Vaksin Merah Putih secara daring.
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat menghadiri seremoni Uji Klinis Vaksin Merah Putih secara daring.
ADVERTISEMENT
Selain digunakan sebagai booster dan vaksinasi untuk anak-anak, vaksin Merah Putih hasil penelitian tim Unair ini juga akan didonasikan kepada negara-negara yang membutuhkan vaksin.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat menghadiri seremoni Uji Klinis Vaksin Merah Putih secara daring.
"Ini (Vaksin Merah Putih) nanti akan digunakan sebagai vaksin donasi internasional dari Pemerintah Indonesia. Pak Presiden juga sudah bersedia. Walaupun kita bukan negara maju, dan tidak banyak yang bukan negara maju bisa mendonasikan vaksinnya," kata Budi, Rabu (9/2).
Ia mencontohkan, salah satu negara yang pergerakan vaksinnya sedikit lambat yaitu negara Afrika. Hal ini dikarenakan banyak donasi vaksin itu dalam bentuk Moderna dan Pfizer yag membutuhkan logistik dengan suhu dingin sampai -25 derajat.
"Kita melihat pergerakan vaksin di negara Afrika itu agak lambat, karena banyak donasi vaksin itu dalam bentuk Moderna dan Pfizer yag membutuhkan logistik dengan suhu dingin sampai -25 derajat. Dan kebetulan kita negara muslim, Afrika juga banyak negara muslim, mungkin itu bisa membantu," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Budi menuturkan, jika segala proses uji klinis telah selesai dilakukan dan vaksin siap diproduksi, Pemerintah Indonesia akan membeli vaksin buatan anak bangsa ini untuk donasi.
"Dengan demikian ini bukan dipakai secara lokal tapi juga internasional. Pemerintah yang akan membeli vaksinnya untuk donasi ini," tuturnya.
Vaksin Merah Putih Unair.
Untuk itu, pihaknya meminta kepada tim peneliti dan juga PT. Biotis agar segera mungkin melakukan proses registrasi ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), serta melakukan publikasi riset sebanyak mungkin.
"Agar kita bisa menggunakan vaksin ini sebagai donasi, kita harus pastikan vaksin kita di kelas internasional. Kami di pusat akan membantu, dan kami meminta bantuan Unair dan Biotis untuk melakukan publikasi risetnya sebanyak mungkin. Karena vaksin yang bisa masuk ke emergency use list (EUL) adalah vaksin yang memamg hasil kajian atau riset internasional cukup, sehingga transparan dan bisa diamati peneliti internasional. Ini juga akan membuat nama Unair semakin dikenal di internasional," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Rektor Unair Prof Dr Mohammad Nasih mengatakan, jika donasi vaksin Merah Putih tersebut merupakan inisiatif Presiden Joko Widodo.
"Ini inisiatif Pak Presiden dan kedermawanan kita semua, bahwa di dunia ini kalau ada 1-2 negara saja yang tidak melakukan hal yang sama, akibatnya ke seluruh dunia. Misalnya Afrika Selatan belum, Namibia, Nigeria belum, itu kan mereka nggak bergerak di sana. Pemain sepak bolanya ada dimana-mana. Atas inisiatif itu, Pak Presiden punya keinginan untuk mendonasikan, khususnya untuk negara-negara Afrika yang tingkat vaksinasinya masih sangat-sangat rendah, bukan hanya teknis tapi juga keyakinan, karena khawatir halal dan lain-lain," tutupnya.
Diketahui, anggaran terkait donasi vaksin untuk negara-negara yang membutuhkan juga telah disiapkan disiapkan oleh Kemenkes.
ADVERTISEMENT