news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Siswa SD Tendang Kepsek Sampai Patah Tulang, Ortu Ikut Bersalah

Konten Media Partner
25 April 2019 16:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Sekolah (GS) yang mengalami patah tulang setelah terkena tendangan siswanya. Foto : Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Sekolah (GS) yang mengalami patah tulang setelah terkena tendangan siswanya. Foto : Istimewa
ADVERTISEMENT
Kasus kekerasan yang terjadi di sekolah sangat disayangkan. Lingkungan sekolah yang seharusnya aman justru jadi arena pertikaian. Seperti yang terjadi di SD kawasan Balongsari, Surabaya, baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
Menurut Edwina Natalia, psikolog sekaligus pendiri Rumah Balita Cerdas, tindakan tak pantas yang dilakukan oknum siswa tersebut salah satu penyebabnya bisa karena yang bersangkutan telah memasuki masa pubertas.
"Anak-anak sekarang beda dengan jaman dulu. Kalau dulu pubertas terjadi di awal-awal SMA, tapi sekarang pubertas yang dialami anak-anak maju. Kelas 3 atau 4 SD sudah masuk pubertas," jelas Edwina, saat dihubungi Basra, Kamis (25/4).
Karena memasuki masa pubertas tersebut, lanjut Edwina, mental dan emosi anak-anak menjadi tak stabil. Pressure guru di sekolah hingga mata pelajaran yang mulai rumit kian membuat emosi siswa menjadi tak terkontrol.
"Kondisi makin diperburuk dengan orang tua yang tak mengetahui kondisi buah hatinya. Mereka kecolongan bahwa anaknya sudah pubertas. Orang tua masih memperlakukan mereka seperti anak kecil," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Padahal perlakuan terhadap anak yang telah pubertas berbeda jauh dengan mereka yang masih anak-anak. Anak-anak yang sudah pubertas harus dirangkul, diperlakukan layaknya teman.
"Orang tua harus bisa mendapatkan kepercayaan dari anak. Sebab kalau tidak, mereka akan mencari di tempat lain, iya kalau lingkungan pergaulannya baik, kalau sebaliknya, sudah 'hilang' itu anak dan orang tua harus terima resiko apabila nantinya anak bertindak frontal," ingatnya.
Dikatakan Edwina, ada banyak faktor yang menyebabkan anak-anak jaman sekarang maju masa pubertasnya, salah satunya faktor makanan. Ada banyak makanan yang berseliweran di luar rumah yang dapat memicu perkembangan hormon anak.
Selain masa pubertas yang maju, perilaku frontal anak tak terlepas dari pengaruh media sosial. Ada banyak perilaku tak pantas di medsos yang bisa langsung diakses anak tanpa disaring dulu.
ADVERTISEMENT
"Oknum siswa SD itu kan tidak terima adik kelasnya ditegur karena memakai pakaian punk. Dia mau sok-sokan bela adik kelasnya. Nah ini juga bisa jadi karena pengaruh media sosial," tukasnya. (Reporter : Masruroh / Editor : Windy Goestiana)